PANYABUNGAN, Waspada.co.id – ‘Pawang’ adalah julukan pemain tambang ilegal yang sudah dikenal sebagian masyarakat Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Di kalangan para penambang emas ilegal bisa dikatakan namanya sudah sangat populer.
Namun alih-alih bisa ditangkap oleh polisi, karena ‘Pawang’ lihai dalam memainkan perannya, Minggu (28/7).
Berbicara berdasarkan informasi, Pawang ini disebut-disebut dalam kegiatan ilegalnya berani mengakomodir beberapa unit excavator. Hanya saja Pawang acap kali luput dari penyergapan pihak kepolisian saat sedang melakukan aktivitas ilegalnya.
Pernah beroperasi di Desa Sale Baru, Kecamatan Muara Batang Gadis, dan beberapa tempat lainnya. Terakhir di Kecamatan Kotanopan.
“Jangankan Pawang, alat beratnya saja tidak bisa ditemukan. Bukankah kita tahu sewaktu ada penggerebekan tambang emas ilegal di Kecamatan Kotanopan, pada Selasa (28/5) lalu,” ketus Mulyadi Jambak, Ketua LSM Wadah Generasi Anak Bangsa (WGAB) Madina.
Pasca penggerebekan itu, Pawang pun dikabarkan juga masih nekat melakukan aktivitas ilegalnya meski beralih dengan menggunakan mesin dompeng.
Dan kemarin media di kabupaten itu mem-publish-nya saat Pawang hendak mencoba kembali menggunakan excavator di lokasi eks tambang di Kotanopan.
Karena aktivitasnya terpantau, Pawang pun diduga melakukan pengancaman.
“Ini orang memang sok merasa hebat,” cibir Mulyadi, menimpali ancaman tersebut.
Praktisi Hukum, Redyanto Sidi Jambak, kemudian berujar tentang SDM Kepolisian yang sudah mendukung kinerja penegakan hukum. Hanya saja tinggal dibutuhkan keseriusan.
“Dengan sarana dan SDM Kepolisian saat ini tentunya sudah sangat mendukung kinerja penegakan hukum, tinggal lagi dibutuhkan keseriusan dalam melakukan proses tersebut. Sehingga setiap dugaan peristiwa pidana bisa diungkapkan sampai dihukum,” katanya.
Untuk permasalahan yang dimaksud, Redyanto juga mengatakan, proses awalnya itu ada di pihak kepolisian.
“Jika terdapat kinerja yang tidak sesuai dengan semangat presisi, saya kira pimpinan kepolisian perlu memeriksa jajarannya untuk mengetahui sebabnya,” ujar Redyanto memberi saran. (wol/wang/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post