TARUTUNG, Waspada.co.id – Banjir bandang yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) pada akhir tahun 2024 lalu, mengakibatkan sejumlah infrastruktur rusak.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Taput mencatat sedikitnya ada delapan jembatan rusak parah serta sejumlah bangunan irigasi dan jalan umum.
Kerusakan yang terjadi pada sejumlah jembatan itu berpotensi mengakibatkan putusnya akses menuju desa-desa yang selama ini terhubung.
Kondisi makin diperparah, sebab kerusakan ini terjadi bersamaan. “Semua itu terjadi hampir bersamaan, yakni pada banjir pada 29 Desember 2024 itu,” kata Kepala Dinas PU Taput, Dalan Simanjuntak, Jumat (24/2).
Sejumlah jembatan yang rusak itu antara lain di Kecamatan Simangumban, yakni Jembatan Aek Napa Dusun Namora Bayo Desa Pardomuan dan Jembatan Aek Namora Bayo Desa Pardomuan. Keduanya ambrol dihantam banjir.
“Kedua jembatan ini merupakan penghubung aksesibilitas warga di sejumlah dusun,” kata Kepala Dinas PU Taput.

Hal serupa juga dialami jembatan Sibernet- bernet di Kecamatan Simangumban. Akses masyarakat di wilayah kecamatan semakin terhambat, akibat irigasi dan jalan umum yang juga rusak parah.
Dusun Namora Bayo di Kecamatan Simangumban juga mengalami dampak paling parah. Wilayah dusun yang sejak semula terpencil, kini semakin sulit diakses dan benar-benar masuk kategori terisolasi, akibat ambruknya Jembatan Aek Napa, akses satu-satunya.
Sementara itu, di wilayah Kecamatan Tarutung, Jembatan Aek Haidupan Siwaluompu yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan, lantas setelah munculnya banjir kemarin, kondisinya semakin parah.
Kemudian, di Kecamatan Pagaran satu bangunan jembatan juga mengalami kerusakan. Demikian pula dengan longsornya sejumlah jalan kabupaten di wilayah Kecamatan Muara dan Parmonangan.
Berdasarkan inventarisasi Dinas PU Taput, banjir bandang juga merusak infrastruktur jalan menuju Rura Julu Toruan Kecamatan Sipoholon dan ruas jalan Sidondamon-Hajoran di Kecamatan Parmonangan.
Kerusakan parah juga terjadi pada Bendung Sarulla di Pahae Jae. Sedangkan kerusakan Irigasi Aek Hasak I dan Aek Hasak II di Hutabarat Kecamatan Tarutung mengakibatkan intake amblas, sehingga saluran irigasi tidak lagi berfungsi dengan baik.
“Padahal, selama ini, bendungan ini merupakan irigasi utama untuk persawahan warga di kawasan tersebut,” katanya.
Penanggulangan Sementara
Kepala Dinas PU Taput menyampaikan saat ini tujuh unit alat berat sudah diterjunkan di Sarulla dan sejumlah desa sekitarnya.
Alat berat milik Pemda sebanyak 5 unit dan swasta 2 unit itu bekerja untuk menormalisasi sungai yang tersumbat endapan material banjir serta pembersihan daerah daerah permukiman warga.

“Jadi untuk pemulihan sementara dua jembatan di Simangumban saat ini kita sudah mempersiapkan rancang konstruksinya dan masih terbuat dari kayu, kerena kita menggunakan dana tanggap darurat bencana alam, dan itu atas koordinasi kita kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah, karena soal penanggulangan bencana mereka adalah garda terdepan,” katanya.
Menurutnya, pembangunan kembali infrastruktur yang rusak sangat mendesak dilakukan. “Pemda bersama stakeholder dibawahnya berharap, agar pemerintah pusat dapat membantu Tapanuli Utara dalam upaya percepatan rekonstruksi pasca bencana alam ini,” kata Dalan Simanjuntak, yang sepekan lalu turut bersama delegasi DPRD Taput, BPBD Taput menemui Komisi VIII DPR-RI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta. (wol/jps)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post