MEDAN, Waspada.co.id – Polda Sumut menurunkan tim trauma healing untuk membantu keluarga pembacokan yang terjadi di Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang.
Dalam kunjungannya, AKP Zulhafni mewakili Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto menyampaikan pesan empati mendalam kepada keluarga korban.
“Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Percayalah, Tuhan tidak akan memberikan ujian di luar batas kekuatan manusia. Tetaplah tegar, dan kami akan selalu mendampingi keluarga dalam masa sulit ini,” ungkapnya, Jumat (13/12).
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, menegaskan bahwa Polda Sumut akan menangani kasus ini secara serius dan transparan.
“Kami berkomitmen untuk menegakkan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka. Pelaku akan menjalani proses hukum dengan adil dan tegas. Kasus ini menjadi prioritas kami, mengingat dampaknya yang sangat menyayat hati,” tegasnya.
Hadi mengungkapkan, dukungan penuh akan terus diberikan kepada keluarga, baik secara hukum maupun psikologis, sebagai bentuk tanggung jawab moral Polda Sumut.
“Kegiatan trauma healing ini menunjukkan komitmen Polda Sumut tidak hanya dalam menegakkan hukum, tetapi juga memberikan perhatian kepada korban dan keluarganya,” ungkapnya.
Seperti diketahui, tiga orang anak menjadi korban pembacokan yang dilakukan tetangganya sendiri di Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Senin (9/12) siang.
Personel Sat Reskrim Polrestabes Medan bersama Polsek Medan Tembung setelah menerima laporan tindak pidana pembacokan terhadap ketiga anak itu bergerak cepat menangkap pelaku bernama Rudi Sihaloho (43).
Wakapolrestabes Medan, AKBP Anhar Arlia Rangkuti, mengatakan pelaku berdasarkan pemeriksaan mengaku membacok ketiga korban karena merasa sakit hati sering diejek.
“Melihat ketiga korban saat berada di luar rumah pelaku pun lalu mengambil pisau dari dalam rumahnya kemudian membacok secara sadis,” katanya, Selasa (10/12).
Anhar menerangkan, ketiga anak korban pembacokan itu berinisial N (7) mengalami luka dibagian perut, O (4) dan D (1,5) harus dilarikan ke Rumah Sakit Murni Teguh untuk menjalani perawatan medis.
“Namun terhadap dua orang korban O dan D nyawanya tidak dapat tertolong meninggal dunia. Sementara korban N masih kritis menjalani perawatan secara intensif,” pungkasnya. (wol/lvz/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post