PANYABUNGAN, Waspada.co.id – Saat ini korban yang di rawat di rumah sakit karena diduga terpapar gas H2S dari PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) bertambah, walau sebelumnya didata berjumlah 75 orang. Kendati demikian, pihak perusahaan telah menyatakan bertanggungjawab, Kamis (22/2).
“Selama ini terrlepas ada tidaknya hubungan dengan pekerjaan kami, jika ada kejadian perusahaan yang bayar,” kata Ali Sahid, Kepala Teknik perusahaan tersebut, ketika dikonfirmasi waspada online via WhatsApp.
BACA JUGA: Pembukaan Sumur V1 PT SMGP Diduga Kembali Makan Korban
Ali kemudian menceritakan kejadian awalnya ketika tercium bau menyengat di Desa Sibanggor Julu, bersamaan saat kegiatan aktivasi sumur baru V-01 di lokasi Pad V, pada Kamis (22/02) pukul 18.45:00 Wib.
“Aktivasi Sumur V-01 ini dimulai pada pukul 11:30:00 Wib, setelah melakukan pre-job safety meeting yang dilanjutkan dengan penyisiran perimeter aman sejauh 300 meter dari lokasi titik pembukaan,” katanya.
Pembukaan itu, jelas Ali, dimulai dengan dibukanya katup 3 inchi sebanyak 4 drat atau 20% dengan metode penetralisir H2S (abatement system). Semua kegiatan berlangsung di lokasi pad V yang berjarak sekitar 700 m dari titik terdekat Desa Sibanggor Julu.
Selama kegiatan, H2S termonitor 0 PPM, baik di lokasi pekerjaan Pad V maupun di sekitar perimeter aman 300m sampai adanya laporan bau menyengat dari masyarakat Sibanggor Julu yang dibuktikan dengan alat deteksi gas H2S.
“Kegiatan ini didampingi dan disaksikan langsung oleh KTPB SMGP, Kepala Desa Sibanggor Julu dan 4 Personel Pamobvit, di lokasi pad V,” sebutnya.
Namun begitu mendengar adanya laporan bau menyengat, lanjut Ali, kegiatan aktivasi dihentikan, walau Kepala Desa berserta tim CDCR melakukan pemeriksaan di desa dan mengiinformasikan bahwa indikasi bau sudah tidak ada.
“Saat ini PT SMGP fokus dalam penanganan masyarakat,” ucapnya. (wol/wang/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post