MEDAN, Waspada.co.id – Sejumlah kinerja bursa saham di Asia ditransaksikan menguat pada perdagangan hari ini. Ditengah memburuknya data harga perumahan di China yang kembali mengalami penurunan sebesar 0.7% secara YOY pada bulan Januari.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati rilis pertumbuhan ekonomi Jerman, dimana PDB Jerman diproyeksikan akan kembali terkoreksi di kuartal keempat 2023, setelah mengalami tumbuh -0,3 % di kuartal ketiga 2023.
“Jika PDB Jerman di kuartal IV merealisasikan pertumbuhan negatif, maka ekonomi Jerman akan masuk dalam jurang resesi. Dan tentunya akan menjadi beban bagi kinerja pasar saham global. Kinerja IHSG pada pagi ini dibuka melemah tipis di level 7.339. Pelemahan IHSG sejauh ini masih bertolak belakang dengan kinerja sejumlah bursa di Asia yang umumnya bergerak menguat,” tuturnya, Jumat (23/2).
Sementara itu, kinerja amata uang rupiah juga terpantau melemah hingga menembus level 15.600 per US Dolar di sesi perdagangan pagi ini. Rupiah sejauh ini ditransaksikan melemah dikisaran 15.590 per US Dolar. Dimana kinerja mata uang Rupiah masih terbebani dengan kenaikan imbal hasil US Treasury yang pada perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat di level 4.331% untuk tenor 10 tahun.
“Sementara itu, harga emas terpantau masih bergerak stabil dikisaran $2.026 per ons troy nya. Harga emas terpantau masih bergerak stabil, meskipun dibayangi ketidakpastian kebijakan Bank Sentral AS,” ucapnya.
“Tensi geopolitik yang meningkat belakangan ini menjadi salah satu pendorong kenaikan harga emas dalam jangka pendek. Di sisi lain, resesi yang terjadi di sejumlah Negara juga turut mendorong peningkatan permintaan untuk emas,” tandas Gunawan. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post