JAKARTA, Waspada.co.id – Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024 dibuka Presiden Joko Widodo di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).
Presiden menyebut, event yang digelar pada 1-4 Agustus 2024 ini menjadi bukti tingginya potensi ekonomi digital di Indonesia. Hal ini juga terlihat dari lebih banyaknya jumlah telepon selular yang aktif di Indonesia dibandingkan jumlah penduduk Indonesia, yaitu sekitar 280 juta unit.
“Dengan jumlah pengguna internet sudah mencapai 185 juta, jumlah yang besar sekali potensinya besar sekali. Oleh sebab itu transformasi digital khususnya bidang ekonomi bidang keuangan menjadi sangat penting,” kata Presiden.
Tidak hanya itu, penguatan ekosistem ekonomi digital di Indonesia juga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Oleh karena itu, Presiden meminta agar seluruh stakeholder terkait menyosialisasikan mengenai transformasi ekonomi digital kepada seluruh lapisan masyarakat dan menjamin perlindungan transaksi digital.
“Saya titip transformasi digital itu harus inklusif, harus berkeadilan. Masyarakat di pinggiran, masyarakat ekonomi lapisan bawah, ekonomi mikro, pelaku UMKM, semuanya harus mendapatkan akses dan kesempatan yang sama. Harus mendapatkan perlindungan yang sama,” papar Presiden Joko Widodo.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi pelaksanaan sinergi FEKDI x KKI 2024 menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
“Saya yakin FEKDI x KKI ini bisa memperkuat ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Apalagi saat ini ekonomi digital di Indonesia sedang berkembang pesat,” kata Sandiaga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto sepakat dengan hal itu. Dia menyampaikan, berdasarkan peningkatan World Digital Competitiveness, ekosistem ekonomi digital Indonesia saat ini menduduki peringkat 45 dunia di tahun 2023.
Menurutnya, pencapaian ini terbilang sangat signifikan, karena pada 2019, Indonesia menduduki peringkat 56 dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki 15 perusahaan start-up unicorn dan dua perusahaan start-up decacorn.
“Kemudian untuk tujuan investasi digital, kami terbesar kedua tujuan investasi mendekati 22 miliar dolar AS sesudah Singapura. Singapura menjadi hub karena dia membagi investasi, tetapi Indonesia betul-betul masuk digital di tahun 2023,” ungkap Airlangga.
SedangkanGubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyebut saat ini transformasi digitalisasi nasional terakselerasi dengan cepat, terutama digitalisasi sistem keuangan dan pembayaran.
“Dalam lima tahun terakhir transformasi digital nasional terakselerasi secara cepat,” ujarnya.
Perry menuturkan, digitalisasi pembayaran dan keuangan telah menyelamatkan ekonomi nasional dari pandemi COVID-19, penyaluran bantuan sosial, konsumsi masyarakat.
“Selain itu juga bagaimana kita mengawal ekonomi di tengah COVID-19,” ujar Perry.(wol/rls/eko/d2)
Discussion about this post