MEDAN, Waspada.co.id – Wabah Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet, menjadi topik perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Penyakit yang pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan kini sudah masuk ke Indonesia yang mana kasus pertamanya terjadi pada 11 Agustus 2022.
Hal ini membuat masyarakat khawatir dan waspada, terutama saat WHO menetapkan Mpox sebagai perhatian khusus akan kesehatan atau public health emergency of International concern untuk kedua kalinya.
Berdasarkan informasi yang beredar, cacar monyet memiliki gejala yang hampir mirip seperti campak dan cacar air.
Hal ini yang membuat masyarakat menjadi lebih waspada dan takut salah membedakan penyakit Mpox dengan campak dan cacar air.
Perbedaan Campak, Cacar Air dan Cacar Monyet
Dalam seminar mengenai pencegahan cacar monyet yang diselenggarakan pada hari Minggu, 22 Oktober 2023 lalu, dokter Ni Luh Putu Pitawati menjelaskan perbedaan gejala penyakit cacar monyet, cacar air, dan campak, dengan cara yang lebih mudah.
Berikut penjelasannya:
1. Jenis Demam
Dokter Ni Luh Putu Pitawati menjelaskan bahwa cacar monyet biasanya ditandai dengan gejala demam dengan suhu lebih dari 38 derajat Celcius yang disertai ruam setelah satu sampai tiga hari.
Di sisi lain, cacar air mengalami gejala demam hingga 39 derajat Celcius serta ruam setelah nol sampai dua hari.
Sedangkan campak, biasanya mengalami gejala demam hingga 40,5 derajat Celcius dengan ruam setelah dua sampai empat hari.
2. Jenis Ruam
Perbedaan berikutnya bisa dilihat dari jenis ruam yang muncul di kulit. Dokter Ni Luh Putu Pitawati mengatakan bahwa jenis ruam pada cacar monyet berupa makula (lesi rata dengan warna berbeda dan ukuran hingga 0,5 cm) dan papula (lesi padat dan timbul dengan ukuran hingga 0,5 cm), vesikel (lesi bintik dengan cairan), pustula (lesi mirip luka melepuh berisi nanah), dan krusta (kerak mengering pada luka).
Jenis ruam yang muncul pada cacar air hanya berbentuk makula, papula, dan vesikel, pada berbagai fase. Sedangkan pada campak, jenis ruamnya adalah ruam non-vesikel di berbagai fase.
3. Perkembangan Ruam
Perkembangan ruam di ketiga penyakit ini juga berbeda, pada cacar monyet, perkembangan ruam biasanya terjadi sangat lambat (3-4 minggu). Sedangkan pada cacar air dan campak bisa terjadi dalam hitungan hari.
4. Persebaran Ruam
Kemudian perbedaannya bisa dilihat dari persebaran ruam di area anggota tubuh. Dokter Ni Luh Putu Pitawati mengatakan pada cacar monyet, persebaran ruam bisa dilihat dari kepala, lebih padat di wajah dan anggota badan, tapi juga bisa muncul pada telapak tangan dan kaki.
Persebaran ruam pada cacar air bisa dimulai dari kepala, adat di tubuh, dan tidak muncul pada telapak tangan dan kaki. Sedangkan campak, persebaran ruam dimulai dari kepala dan menyebar ke bawah.
5. Gejala Khas Penyakit
Cara mengetahui penyakit cacar monyet, cacar air, dan campak terakhir bisa dilihat dari gejala penyakit khas-nya. Pada cacar monyet, penyakit khas yang sering muncul adalah kelenjar getah bening membengkak.
Penyakit khas pada cacar air biasanya hanya ruam disertai gejala gatal-gatal di sekitar ruam. Sedangkan campak, penyakit khasnya adalah ruam dan munculnya koplik spots atau bintik putih di area mulut. (wol/muaz/berbagai sumber/d2)
Discussion about this post