MEDAN, Waspada.co.id – Kepada Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut), Alwi Mujahit mengimbau masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam mengantisipasi penyakit kardiovaskular atau jantung yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Salah satu cara untuk meningkatkan PHBS, kata Alwi, masyarakat bisa menerapkan hidup sehat, seperti istirahat yang cukup, tidak minum alkohol, tidak merokok, dan rajin berolahraga.
“Ini harus memperbaiki gaya hidup, supaya hidup bersih dan sehat untul menghindari penyakit penyakit, seperti penyakit kardiovaskular. Selain itu, juga harus memperhatikan makannnya, kurangi makan makanan yang siap saji,” kata Alwi, di Medan, Kamis (28/9).
Alwi mengatakan, kardiovaskular atau penyakit jantung ini merupakan salah satu penyakit yang berbahaya, karena dapat menyerang kapan dan dimanapun.
“Penyakit jantung ini termasuk yang pembiayaan besar BPJS, nomor dua terbanyak, passien di Sumut juga mirip mirip la besar nya sama nasional,” sebutnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengatakan penyakit kardiovaskular atau jantung menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
“Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit stroke dengan 19,42 persen dan jantung iskemik (serangan jantung) dengan 14,38 persen,” ujar Eva belum lama ini.
Eva mengatakan kedua penyakit kardiovaskular tersebut juga menjadi perhatian dunia, karena penyakit jantung iskemik menyebabkan 16,17 persen kematian di dunia, sedangkan stroke menyebabkan 11,59 persen kematian di dunia.
Menurut Dia, sejumlah faktor risiko yang menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, merokok, dan obesitas, menduduki lima besar faktor risiko yang menyebabkan beban penyakit di Indonesia. Pada tahun 2022 terdapat peningkatan jumlah pembiayaan penyakit katastropik menjadi Rp24,06 triliun.
“Kedua jenis penyakit kardiovaskular tersebut menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan Rp15,37 triliun,” pungkasnya. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post