MEDAN, Waspada.co.id – Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) menyoroti fasilitas pelayanan publik di Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA). Di mana lift di bandara tersebut, memakan korban dengan menewaskan seorang pengunjung bernama Asiyah Sinta Dewi Hasibuan.
Kepala Ombudsman Sumut Abyadi Siregar menilai ada indikasi kelalaian dilakukan pihak pengelola bandara pengganti Bandara Polonia Medan ini. Ia mengungkapkan Bandara berstandar internasional, namun pengelola terkesan abal-abalan.
“Ada banyak faktor (dugaan kelalain), mulai dari tadi soal maintenance. Makannya, kita ragu Kualanamu ini, menjadi perusahaan berkelas internasional, pengelolaan ini kok jadi produk kayak abal-abalan,” kata Abyadi, di Medan, Selasa (2/4).
Abyadi mengungkapkan peristiwa kematian Asiah menjadi catatan evaluasi bagi pengelolaan Bandara Kualanamu yang lebih baik. Kalau tidak, Indonesia akan malu di mata dunia atas kejadian ini.
“Makannya saya bilang ini perusahaan besar pengelolaan bekerjasama dengan India yang pernah mengurus bandara di Prancis, ini produknya kok begini, mengorbankan banyak orang,” ungkapnya.
Abyadi mengungkapkan pihaknya akan berkordinasi dengan Polresta Deli Serdang, melakukan penyelidikan kasus ini, untuk menangani dengan serius sesuai prosedur hukum berlaku.
“Kalau kami melihat ada seperti itu (bisa diproses ke ranah hukum). Nanti kami, apakah kami berkordinasi dengan kepolisian supaya mendorong ini, untuk serius menangani ini,” sebutnya.
Sebelumnya, Abyadi bersama tim Ombudsman Sumut mendatangi lokasi kejadian, tewasnya Asiah Sinta Dewi Hasibuan di bawah lift Bandara Kualanamu Internasional Airport.
Abyadi langsung melihat kondisi lift, yang ditemukan mayat jenis prempuan itu. Lift itu, untuk akses masyarakat ke lantai 1 ke lantai 2 di Bandara Kualanamu. Kemudian, tim Ombudsman RI Perwakilan Sumut, juga mengecek rekaman CCTV. Ia mempertanyakan kondisi lift itu, saat digunakan korban. Pintu lift seharusnya, tidak terbuka tapi tombol ditekan langsung terbuka.
Untuk diketahui, lift digunakan korban saat kejadian, memiliki dua pintu depan belakang. Namun, peristiwa itu terjadi. Saat korban naik dari lantai 1 ke lantai 2.
Namun, pintu yang terbuka di bagian belakang korban. Kemudian, Asiah menekan tombol lift dan terbuka. Selanjutnya, korban keluar dari lift dan langsung terjatuh ke lantai 1 atau dibawah lift tersebut.
“Kenapa lantai tidak boleh terbuka, terbuka di lantai tidak pas. Ada kesalahan kontrol posisi buka tutup pintu (lift) itu casenya (masalahnya),” pungkasnya. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post