SIMALUNGUN, Waspada.co.id – Nama Guru Jason Saragih kembali mencuat setelah Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga SH MH dan Wakil Bupati H. Zonny Waldi S.Sos MM bersama Forkopimda Simalungun, termasuk Kapolres AKBP Ronald Fredy Christian Sipayung SH SIK MH, berziarah ke makamnya di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Selasa (2/5).
Kegiatan ziarah dilakukan karena Guru Jason Saragih merupakan pelopor/Bapak Pendidik Simalungun.
Siapakah sebenarnya Guru Jason Saragih?
Erman Saragih, cucu tertua Guru Jason Saragih, melalui Agustinus Zulkarnain Sitompul, yang merupakan cucu dari anak perempuan (boru), menerangkan, oppung (kakek)-nya itu lahir di Nagakasiangan, yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Serdang Bedagai (dulunya Kabupaten Simalungun), tahun 1883.
Guru Jason Saragih merupakan putra dari pasangan suami istri (pasutri) Balim Saragih dan Urow br Purba. Sedangkan kakeknya, bernama Mula Saragih. Kakek dan ayahnya sama-sama merupakan Panglima Raja Raya.

Konon, keberadaan keluarga mereka di Nagakasiangan atas permohonan Raja Bajalingge kepada Raja Raya, untuk menjaga perdamaian di perbatasan Kerajaan Tebingtinggi dan Bajalingge. Sebab saat itu sering terjadi peperangan antara Kerajaan Tebingtinggi dan Kerajaan Bajalingge.
Namun di tahun 1904, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, Guru Jason Saragih kembali ke Pematang Raya. ia ikut dalam rombongan Controleur Belanda.
Guru Jason yang memiliki keahlian pencak silat (pandihar) sangat diperhitungkan kemampuan bela dirinya. Sehingga Pemerintah Belanda mengangkatnya menjadi mandor (mandur) untuk membuka jalan Hutailing-Tiga Runggu-Pematang Raya, hingga ke Pematang Siantar.
Ketika itu, ia melihat sangat banyak anak-anak dan pemuda/pemudi yang tidak mendapat pendidikan. Atas berbagai pertimbangan, Guru Jason memilih mundur dari jabatannya sebagai mandor (mandur).
Kemudian, ia menemui Pendeta August Theis, penginjil Eropa pertama yang datang ke Simalungun, dan meminta dibaptis. Tak lama, Guru Jason yang memiliki cita-cita menjadi pendidik, dikirim ke Seminari Depok, di Pulau Jawa, guna mengikuti Pendidikan Guru.
Tanggal 1 Juli 1911, saat usianya 28 tahun, Guru Jason berangkat ke Depok menggunakan kapal laut.
Ia menjadi pemuda Simalungun pertama yang berkesempatan bersekolah atau mendapat pendidikan di Pulau Jawa. Selama empat tahun, ia belajar di Depok, dan lulus dengan menyandang gelar Diploma Guru.
Discussion about this post