PEMATANG SIANTAR, Waspada.co.id – Toleransi sudah menjadi budaya di Kota Pematang Siantar. Pendiri Kota Pematang Siantar, Raja Sangnaualuh Damanik, telah menanamkan toleransi, terbukti menerima dan terbuka dengan para pendatang. Sehingga kemudian di Kota Pematang Siantar terdapat Kampung Melayu, Kampung Kristen, Jalan Jawa, dan lainnya.
Demikian disampaikan Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA dalam arahan dan bimbingannya di acara Perayaan Paskah Oikumene Kota Pematang Siantar Tahun 2023, di Aula Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar, Jalan Snagnaualuh Damanik, Kamis (4/5).

Di awal sambutannya, dr Susanti mengucapkan Selamat Merayakan Paskah Oikumene kepada seluruh masyarakat Kota Pematang Siantar. Disebutkannya, perayaan Paskah dipahami bahwa Yesus memberikan jiwa raga, dan berkorban untuk umat manusia.
“Paskah untuk mengenang kembali Yesus, dan meningkatkan keimanan. Semoga Paskah menjadi momentum untuk mengaktualisasikan kasih Yesus dalam kehidupan di Kota Pematang Siantar,” kata mantan Direktur RSUD dr Djasamen Saragih Pematang Siantar itu.
dr Susanti yang merupakan wali kota perempuan pertama di Pematang Siantar itu menyatakan, Pemerintah Kota (Pemko) berkomitmen dan konsisten mendukung kegiatan yang menguatkan nilai-nilai keagamaan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pematang Siantar 2022-2027.
Dalam kesempatan tersebut, dr Susanti mamaparkan, di tahun 2015 Pematang Siantar berada di peringkat pertama sebagai kota paling toleran di Indonesia. Tahun 2018, Pematang Siantar turun ke peringkat tiga. Selanjutnya di tahun 2019, merosot jauh ke peringkat 51. Nah, tahun 2022, Pematang Siantar naik ke peringkat 31.
“Naik 20 poin, dan ini akan terus kita kejar agar peringkatnya semakin baik lagi,” kata alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Yogyakarta itu, seraya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang selama ini telah menjaga toleransi di Kota Pematang Siantar.
Discussion about this post