MEDAN, Waspada.co.id – Wali Kota Medan, Bobby Nasution meminta agar Festival Payau Puan Paloh masuk dalam event tahunan Pemerintah Kota (Pemko) yang saat ini sedang dipersiapkan Dinas Pariwisata.
Ia mengatakan, Kalender event tahunan ini dilakukan sekali dalam satu minggu, mulai tingkat Keluarahan, Kecamatan, Kota, Provinsi, Nasional hingga Internasional yang mencakup seluruh kegiatan guna menggali potensi yang ada di Kota Medan. Karena itu, Bobby mengaku, ingin menggali potensi yang ada di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan.
“Kami mohon maaf, seharusnya dari Dinas Pariwisata bisa menjadikan festival ini menjadi suatu kegiatan dalam kalender event tahunan,” kata Bobby, saat membuka acara Festival Payau Puan Paloh, Sabtu (11/3).

Sebagai bentuk apresiasi dalam acara ini, menantu Presiden Jokowi itu, meminta Ketua Panitia, Herawanti Handayani untuk dapat diskusi bersama-sama lebih lanjut dengan Dinas Pariwisata Kota Medan.
Sementara itu, Menejer Dana Indonesiana dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Roy Silalahi mengapresiasi telah digelarnya Festival Payau Puan Paloh.
Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan Program Layanan Produksi Kegiatan Kebudayaan Kategori Pendayagunaan Ruang Publik 2022, Perseorangan dari Indonesiana Kemendikbudristek ke Herawanti Handayani sebagai salah satu pekarya seni yang terpilih dari Medan, Sumatera Utara.
“Sudah saatnya ruang-ruang publik itu dapat ulaskan akan program-program aktivitas kebudayaan. Sehingga terlaksananya interaksi kebudayaan antara masyarakat, seniman dan Pemerintah Daerah,” kata Roy.
Ketua Panitia Herawanti Handayani menyampaikan Festival Payau Puan Paloh ini mengikutsertakan seluruh perempuan mulai dari panita, pengisi acara hingga peserta. Dengan digelarnya acara ini, Herawanti berharap para perempuan disini dapat menopang perekonomian keluarga.
“Semoga perempuan-perempuan ini bisa menopang perekonomian keluarga. Kami berharap mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar kembali digelar dengan momen Ramadan dan ada lagi untuk bisa menambah perekonomian,” kata Herawanti.
Herawanti juga mengatakan alasan digelarnya festival ini, berdasarkan kondisi dan suasana kegiatan sehari-hari yang berkaitan pada minimnya perputaran ekonomi masyarakat disekitar.
“Jadi sepengetahuan bunda masyarakat pesisir ibu-ibunya itu mencari lokan menyerut lidi, mencari kepiting karena sekarang banyak sampah jadi mereka agak kesulitan kembali ke pencaharian awalnya. Nah, jadi mereka kebanyakan sekarang jadi pemulung terus mereka jadi buruh pabrik atau pembantu rumah tangga. 15 tahun yang lalu katanya air disini masih jernih sekali dan satu lagi bunda lihat tingkat pendidikannya itu sangat rendah,” ungkapnya.
Dengan adanya acara ini, diharapkan dapat menambah ekonomi para ibu rumah tangga disini lewat kuliner-kuliner khas pesisir. Untuk diketahui, Festival Payau Puan Paloh ini diinisiasi oleh Herawanti Handayani melalui dana Indonesiana. Payau adalah air tawar atau air asin jadi payau, Paloh adalah blancang di seputaran Kelurahan Paya Pasir dan Puan adalah perempuan di pesisir ini. Sehingga diberi nama Festival Payau Puan Paloh. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post