JAKARTA, Waspada.co.id – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengkritik keras Ketua DPR RI Puan Maharani melalui media sosial resmi milik mereka. Tak tanggung-tanggung, dalam postingan tersebut anak dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri ini diganti badannya dengan tikus yang seolah-olah sedang menggerogoti gedung DPR/MPR RI.
Kritik pedas ini dilakukan BEM UI merespons pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi UU oleh DPR. Seperti diketahui sebelumnya DPR baru saja mengesahkan Perppu Cipta Kerja menjadi UU pada, Selasa (21/3) lalu.
BEM UI pun merespon dengan membuat kritik gambar Puan Maharani berbadan tikus, hal itu merupakan bentuk representasi dari Puan Maharani yang merupakan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
“Kritik memang kami latunkan kepada seluruh anggota DPR, yang kebetulan representasi yang kita taruh itu ada ibu Puan Maharani selaku ketua DPR RI. Jadi tidak ada maksud untuk menyerang beliau secara personal,” kata Ketua BEM UI Melki Sedek Huang, dilansir dari laman viva, Jumat (24/3).
Lebih lanjut Melki menjelaskan pengesahan tersebut jelas-jelas dinilai inkonstitutional oleh Mahkamah Konstituti, karena terdapat kecacatan baik secara formal maupun material.
“Produk hukum hukum inkonstitutional Perppu Cipta Kerja yang kemarin disahkan itu jelas-jelas merampas hak-hak masyarakat sipil, merugikan kelas pekerja, dan menganggu kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Dengan pengesahan Perppu Cipta Kerja tersebut, BEM UI menyebut DPR saat ini adalah Dewan Perampok Rakyat. Ketua BEM UI juga menyampaikan semenjak postingan tersebut ramai dibicarakan, saat ini pihaknya banyak mendapatkan tekanan seperti dari buzzer di media sosial.
“Itu kami anggap sudah biasa ya, kami akan hadapi terus-menerus sekarang hingga ke depannya,” ketusnya.
Respons PDIP
Elite PDIP menyebut keritikan dari BEM UI yang menolak pengesahan RUU Cipta Kerja dipandang provokatif dan mengarah pada upaya melecehkan rakyat. Sebab, dalihnya, DPR dipilih oleh rakyat.
Begitu disampaikan anggota DPR Fraksi PDIP Junimart Girsang menanggapi kritikan BEM UI melalui video dan meme bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani berbadan tikus keluar dari gedung kura-kura DPR RI yang terbelah.
“Provokatif dan cenderung melecehkan rakyat. DPR itu dipilih langsung oleh rakyat,” kata Junimart.
Junimart menyarankan agar BEM UI belajar mengedepankan sopan-santun dalam menuangkan kritik-kritiknya, tidak terkecuali ketika mengkritik DPR.
“Adik-adik mahasiswa yang mengatasnamakan BEM UI ini harus belajar cerdas dan santun. Rakyat mana yang mereka wakili? Kritik disampaikan saja melalui forum resmi,” kata anggota Komisi II DPR ini.
Senada dengan itu, elite PDIP lainnya Hendrawan Supratikno mengatakan kritikan merupakan bagian dari perjuangan mahasiswa. Namun, anggota DPR ini mengingatkan terdapat batasan yang harus diperhatikan.
“Jangan sampai gairah atau gelora gigih untuk membela suatu pendirian, tergelincir menjadi umpatan yang mendegradasi esensi tugas mereka,” ujarnya.
Hendrawan mengklaim telah bekerja di kampus selama 25 tahun. Ia tahu persis gaya perjuangan mahasiswa yang sering bersuara lantang. Namun, tetap harus menjunjung etika.
“Rasanya kurang patut apabila mahasiswa menyampaikan umpatan-umpatan yang kurang terdidik, asal bunyi, merendahkan akal budi. Ajak wakil-wakil rakyat berdiskusi, berdebat, secara terbuka dan mendasar,” pungkas Guru Besar Universitas Satya Wacana mengakhiri.(wol/viva/mrz/d2)
Discussion about this post