MEDAN, Waspada.co.id – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) memberikan bantuan sosial (Bansos) Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan memberikan subsidi kepada kenderaan bermotor pengangkut logistik khusus sembako.
Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok saat bulan Ramadan hingga jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, serta melakukan intervensi laju inflasi di Sumut. Program bansos ini merupakan kebijakan Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumut, Agustinus, mengatakan, dalam pelaksanaan Bansos BBM ini, Pemprov Sumut melakukan intervensi terhadap biaya pengangkutan, yang menjadi salah satu indikator dalam pembentuk harga kebutuhan pokok tersebut.
“Kemarin coba kita intervensi kepada pemilik barang atau sembako. Terutama pengangkutnya atau transportasinya. Karena, sama hal biaya angkut itu, salah satu indikator pembentuk harga komoditas tertentu, biaya angkutan. Biaya angkut kita intervensi, biaya angkut disubsidi pemerintah,” kata Agustinus saat dikonfirmasi, Rabu (22/3).
Dengan kebijakan itu, Agustinus mengharapkan mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok, tidak mengalami kenaikan harga signifikan saat bulan ramadan hingga jelang Lebaran nantinya.
“Kita harapkan bisa mengurangi biaya transportasi dan akhirnya mengurangi biaya. Sehingga harga bisa bersaing, kita harapkan harga tidak lonjak naik jelang Hari Raya,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, regulasi atau peraturan dalam memberikan subsidi BBM kepada kenderaan bermotor pengangkut sembako ini juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) nomor 60 tahun 2019 tentang penyelenggaraan angkutan barang.
“Bahwa pemerintah wajib memastikan ketersediaan pelayanan angkutan barang. Untuk menjamin pendistribusian khususnya logistik berjalan dengan baik. Juga diatur terkait dalam bantuan sosial, kita tetap merujuk itu, dalam pemberian bantuan itu,” ujarnya.
Selain itu, kata Agustinus, Bansos BBM ini, menelan anggaran APBD Sumut 2023 sebesar Rp 800 juta, untuk 800 penerima manfaat atau kenderaan bermotor pengangkut sembako.
“Kita memang memberikan bantuan ke konversi BBM. Hitungannya sekitar Rp 1 juta, jadi total budget kita siapkan sekitar Rp800 jutaan. Jadi, sekitar 800 penerima manfaat,” pungkasnya. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post