Waspada.co.id – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nurul Hasanah Aceh Tenggara turut mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asupan gizi bagi ibu hamil. Hal tersebut dilakukan dalam Program Pengabdian Kepada Masyarakat, yang dilaksanakan pada Senin 31 Oktober 2022 lalu, tepatnya di Desa Kutapasir, Kecamatan Badar, Kabupaten Aceh Tenggara.
Penyuluhan bertema “Edukasi Konsumsi Jus Jambu Merah Terhadap Kadar Haemoglobin pada Ibu Hamil” tersebut dipimpin Ketua Pelaksana Penyuluhan Eva Nurseptiana SST MM, dengan anggota; Uci Lestari SST MKM. Adapun audiens yang dibekali adalah para ibu hamil di desa tersebut.
Kegiatan awal akan didahului dengan penyuluhan tentang penyuluhan tentang edukasi konsumsi jus jambu merah terhadap peningkatan kadar Haemoglobin pada ibu hamil, kemudian pemeriksaan fisik pada ibu hamil secara head to toe. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan pemeriksaan laboratorium pada ibu, yakni pemeriksaan Hb.

Pemeriksaan fisik dan laboratorium dilaksanakan oleh Eva Nurseptiana SST MKM, yang dilakukan secara bergantian bersama dengan ibu hamilnya masing-masing. Pemeriksaan fisik dan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan format yang telah ditentukan.
Pelaksanaan kegiatan ini akan difasilitasi oleh laboratorium STIKES Nurul Hasanah, dilaksanakan di Desa Kutapasir Kecamatan Badan Kabupaten Aceh Tenggara berupa perlengkapan alat pemeriksaan fisik dan laboratorium ibu hamil (sesuai dengan kebutuhan/format).
Kegiatan mengacu pada tiga kegiatan pokok, yakni; pemeriksaan fisik dan laboratorium ibu hamil, penyuluhan kesehatan dan pengenalan komplikasi, serta pemeriksaan HB ibu hamil.
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan.
Pada trimester kedua dibutuhkan kadar zat besi lebih tinggi dibandingkan trimester pertama yaitu sebesar 6,3 mg/hari. Dengan mengkonsumsi 60- 120 mg Fe per hari kita sudah melakukan upaya mengatasi kekurangan zat besi pada tubuh dan dapat disertai dengan cara meningkatkan asupan makanan sumber Fe.
Prevalensi anemia dan resiko kekurangan energy kronis pada seorang perempuan usia subur sangat mempengaruhi kondisi anak pada saat dilahirkan, kedua hal tersebut berpotensi terjadinya kekerdilan pada anak dilihat dari BB dan TB waktu lahir. Anemia dalam kehamilan merupakan suatu kondisi dimana tubuh seorang ibu hamil memiliki kadar Hb di bawah 11g/dL.
Menurut Arisman (2010) penyebab anemia pada ibu hamil dikarenakan kekurangan zat besi.Selama trimester 1 dan 3 kadar darah dalam tubuh ibu hamil bertambah banyak dan jika tidak diimbangi dengan jumlah plasma dapat menyebabkan pengenceran darah. Dalam proses pengenceran darah kerja jantung menjadi lebih ringan karena pada masa kehamilan hidremia cardiac output meningkat dan mengakibatkan beban jantung yang harus bekerja lebih berat.
Bahan pangan yang sering kali kita makan setiap harinya juga dapat membantu kita menaikkan kadar Hb dalam darah. Sumber pangan yang dimaksudkan tersebut antara lain daging merah, olahan susu sapi, hati sapi/ayam, makanan laut, kacang-kacangan, sayur hijau dan buah-buahan.
Di antara semua buah, umbi buah bit adalah salah satu buah yang tinggi kadar asam folat yaitu 108 mg dari buah lainnya.Buah ini juga direkomendasikan oleh ahli naturopati sebagai pembersih usus.
Selain dengan pemberian tablet zat besi dengan dosis 60 mg pada ibu hamil yang menderita anemia dapat pula kita tambahkan 50 nanogram asam folat selama kehamilan. Ibu hamil harus mengonsumsi tablet FE minimal 1 tablet sampai 90 hari. Selain pemberian terapi farmakologi seperti diatas dapat pula kita berikan secara terapi non farmakologi.
Buah jambu merah adalah salah satu terapi non farmakologi yang menawarkan manfaat kesehatan yang besar bagi penderita anemia, karena kandungan vitamin C pada jambu merah setara dengan 6 kali kandungan vitamin C pada jeruk, 10 kali kandungan vitamin C pada pepaya, 17 kali kandungan vitamin C pada jambu air dan 30 kali kandungan vitamin C pada pisang.
Kandungan vitamin C pada jambu merah mencapai puncaknya saat menjelang matang, kandungan vitamin C per 100 gr buah jambu merah matang adalah 150,50 mg, matang optimal sebanyak 130,13 mg dan lewat matang sebanyak 132,24 mg (Padang and Maliku 2017). Selain itu, tanaman jambu merah mudah ditemukan dan lebih ekonomis, sehingga hal tersebut menjadi salah satu alasan pemilihan bahan menjadi produk untuk intervensi.
Jambu merah memiliki rasa yang lebih pekat dibandingkan jambu biji berdaging putih, penambahan kurma yang kaya akan glukosa alami dapat dengan mudah diserap oleh tubuh untuk mengurangi rasa kelat tersebut. Serta kurma juga mengandung zat besi yang cukup tinggi.
Salah satu manfaat yang diberikan kurma antara lain untuk mencegah anemia karena kurma kaya akan kandungan kalsium dan zat besi, yang merupakan dua unsur elektif yang penting untuk pembentukan darah dan sumsum tulang. Kandungan zat besi yang tinggi membuat kurma menjadi suplemen makanan yang sempurna untuk seseorang yang menderita anemia.
Penyuluhan kesehatan berlangsung lancar tanpa kendala berarti. Tampak para ibu hamil antusias mengikuti edukasi manfaat jambu merah yang digelar STIKES Nurul Hasanah. (wol/pel/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post