RIYADH, Waspada.co.id – Cristiano Ronaldo membuat gebrakan besar dengan keputusannya hijrah ke Arab Saudi dan bergabung Al-Nassr. Kehadiran pemilik lima trofi Ballon d’Or itu otomatis membangkitkan gairah sepakbola di kawasan Asia, khususnya Arab Saudi.
Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah, Muhammad Hamka, mengatakan kedatangan Ronaldo menjadi salah satu daya tarik tambahan bagi wisatawan umrah untuk melihat pertandingan Al-Nassr atau membeli jersey tim asuhan Rudi Garcia itu.
“Efek positif Ronaldo banyak, stadion-stadion penuh setiap Ronaldo main, bahkan tidak hanya di Arab Saudi, warga umrah dari berbagai negara juga beli jersey resmi Al-Nassr,” ungkapnya dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Kamis (9/3).
Hamka juga mengungkapkan bahwa Ronaldo saat ini tinggal di sebuah kawasan elit di Arab Saudi, yakni Al-Muhammadiyah. Di awal kedatangannya, kapten Timnas Portugal itu menginap di Four Seasons Hotel Riyadh.
“Al-Muhammadiyah itu kawasan elit, tentu akan banyak halangan untuk bisa masuk ke sana, tapi tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke sana,” jelasnya.
Hamka menambahkan kawasan itu juga diharapkan kelak dapat menjadi salah satu tempat beraktivitas PCIM Arab Saudi. “Bisa saja nanti ada info Muhammadiyah masuk ke sana,” ujarnya.
Terkait aktivitas PCIM Arab Saudi sendiri, menurut Hamka berpusat di kota Madinah. Apalagi, PCIM Arab Saudi memiliki Markaz Dakwah di kota tempat hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
“Aktivitas PCIM memang terpusat di Madinah karena banyak warganya di Madinah. Tapi (PCIM) juga melebarkan sayapnya ke Riyadh, Jeddah, seperti program sembako di Jeddah dan tahun ini di Riyadh,” sambungnya.
“Tahun ini akan ada Musycab di Tha’if. Jadi kita terus bersama teman-teman dari wilayah-wilayah lain,” terangnya.
PCIM Arab Saudi juga komit menjaga pesan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam kunjungannya baru-baru ini.
“Khusus karena di Saudi ini sistemnya kerajaan, maka di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya PCIM itu memang istimewa, tidak bisa disamakan antara yang lainnya. Sehingga kita harus taat pada peraturan setempat,” kata Hamka lagi.
“Contohnya, tidak bisa pasang logo di Markaz atau terang-terangan mengatakan Muhammadiyah ada di sini karena ormas apapun di Arab Saudi adalah terlarang meskipun di bawah kedutaan,” papar Hamka mengakhiri. (wol/aa/viva/d2)
Editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post