PANYABUNGAN, Waspada.co.id – Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Pemkab Madina) mengadakan pertemuan dengan Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) di Hotel Borobudur Jakarta, untuk membahas permasalahan perekonomian di daerahnya, Senin (27/2) malam.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh para tokoh asal Madina yang berkiprah di tingkat nasional, di antaranya Prof Todung Mulya Lubis (Ketua TP2D), Dr Darmin Nasution, Mulia P Nasution, Letjen Pol (Purn) Saut Usman Nasution, dan Dr Faisal Basri.
Sementara jajaran Pemkab Madina, Bupati HM Jafar Sukhairi Nasution, Wakil Bupati Atika Azmi Utammi, sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan beberapa tokoh masyarakat dari kabupaten tersebut.
Dalam pertemuan, Sukhairi berharap dukungan agar sejumlah agenda dan proposal pembangunan yang diusulkan oleh pemerintahannya dapat dibantu untuk direalisasikan pemerintah pusat.
“Madina itu bukan hanya milik kami di daerah, tapi milik kita semua, termasuk putra daerah yang saat ini jadi tokoh nasional. Semua harus berperan membantu pembangunan Madina,” katanya.
Sukhairi menyebutkan pertemuan ini membahas persoalan perekonomian di Madina dan berbagai upaya yang dapat dilakukan ke depan, sehingga persoalan infrastruktur, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kemiskinan dan pengangguran dapat dikendalikan dan dientaskan.
Ruang fiskal dalam APBD Madina, sebutnya, sangat terbatas sementara kebutuhan anggaran untuk mencapai visi misi yang tertuang dalam RPJMD Madina Tahun 2021-2026 sangat besar.
Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution memaparkan kondisi makro ekonomi daerah, serta kebutuhan fiskal untuk membiayai semua pengeluaran dalam menjalankan fungsi dan kewenangan daerah menyediakan pelayanan publik.
“15 Tahun terakhir, PDRB Madina tumbuh walaupun belum signifikan. Perlu dicatat, ini tidak sebanding dengan potensi SDA Madina yang cukup besar,” kata Atika.
Kemudian dia menguraikan kemajuan suatu daerah tergantung dari tiga hal, yaitu dedikasi pemerintah, sinergitas yang kuat, dan masyarakat yang suportif.
“Yang kami pahami, satu-satunya permasalahan yang dialami Madina, dengan wilayah yang luas, kepadatan penduduk yang sangat rendah dan berpencar, membutuhkan pembiayaan infrastruktur yang sangat tinggi. Sangat diharapkan forum ini ke depan mampu membuka pintu untuk memecahkan salah satu persoalan itu,” paparnya.
Diakui PDRB Madina tumbuh lebih baik dan bahkan ranking 4 tertinggi di Sumut, namun itu juga tidak signifikan. Kemudian pendapatan perkapita masyarakat yang cenderung naik walaupun angka pengangguran fluktuatif terpengaruh kondisi pandemi covid 19 lalu.
Atika juga mengatakan kondisi yang membuat sedikit frustasi adalah porsi APBN yang terbatas. Ia pun berharap melalui forum ini, porsi APBN untuk Madina lebih baik lagi dan pemerintah juga telah mempersiapkan proposal DED senilai 1,6 triliun.
Selanjutnya, Atika menyampaikan peningkatan pelayanan masyarakat melalui pembangunan fasilitas RSUD Panyabungan yang lebih memadai, persoalan perkebunan, pertanian dan sebagainya.
“Kami yakin PR kami untuk membangun Mandailing Natal dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sangat berat, sehingga jika PR ini dapat dikerjakan bersama kami yakin akan menjadi ringan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Madina,” ucapnya. (wol/wang/d1)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post