PANGURURAN, Waspada.co.id – Angka Stunting menurun di Kabupaten Samosir sebanyak 2,1%, yang sebelumnya berada diangka 28%. Saat ini jumlah angka stunting berada di angka 26,3%.
Kendati demikian, dr Priska Situmorang selaku Kadis PPA dan KB masih merasa kurang puas atas hasil penurunan stunting itu. Menurutnya, masih dibutuhkan kerjasama lintas OPD yang lebih maksimal lagi untuk menurunkan angka stunting di Samosir.
Hal ini disampaikan dr Priska saat dikonfirmasi Waspada.co.id lewat telepon selulernya pada Rabu (15/3).
“Sesuai dengan target prefalensi stunting Sumatera utara tahun 2022 sampai 2024 untuk Kabupaten Samosir ditargetkan diangka 17% dan secara nasional sebanyak 14%,” ujar Priska.
Ia menyebut, untuk menurunkan angka stunting, selain kerjasama antar OPD, juga harus didukung oleh peran serta orangtua dan dukungan masyarakat di Kabupaten Samosir. Agar mencapai terget, lanjutnya,berbagai upaya yang diajukan oleh dinas PPA dan KB yakni, terbentuknya tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Kabupaten, tingkat Kecamatan, dan Desa.
“Kita membentuk tim pendamping keluarga (TPK ) 1 tim perdesa dan sebanyak 426 orang se-Kabupaten Samosir. Kemudian Tim audit stunting yang diketuai oleh dr spesialis anak dari rumah sakit umum (RSU) dr Hadrianus Sinaga,” katanya.
Kemudian, katanya melanjutkan pembinaan kelompak BKB bina keluarga balita, adanya dapur sehat atasi stunting dikampung keluarga berkualitas dan didesa locus stunting, dimana sasaran stunting calon pengantin (Catin) adalah ibu hamil, ibu menyusui, bayi dua tahun (baduta), dan bayi lima tahun (balita).
“Hasil yang diharpakan, terpenuhinya gizi anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Menambahnya pengetahuan masyarakat dalam penyediaan pangan sehat dan bergizi, meningkatnya kesejahteraan keluarga. Sehingga bisa menurunkan angka stunting di Kabupaten Samosir,” pungkasnya.(wol/ward/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post