KISARAN, Waspada.co.id – Masyarakat Kecamatan Tinggi Raja siap mengelola budidaya Kelapa Sawit PTPN IV unit Kebun Air Batu yang terlantar untuk dikelola menjadi kebun plasma.
“Ada puluhan hektare tanaman budidaya kelapa sawit itu, yakni berada di Afdeling VII tepatnya di block S, T, AJ, dan di block AI yang per bloknya sesuai keterangan Asisten Afdeling Jaka berkisar lebih kurang 20 hektare,” ucap Syamsul bersama Fendi di Tinggi Raja, Kamis (16/2).
Menurut Fendi, kondisi tanaman yang tidak terawat terlihat sejak tahun 2021 lalu, bahkan saya sudah infokan perihal tersebut ke pimpinan kebun setempat namun urung mendapat respon.
“Setiap lewat menuju ladang saya yang berdampingan dengan kebun PTPN, hati saya miris melihatnya. Jika memang perusahaan sudah tak mampu kami warga siap mengelolanya. Apalagi diketahui kebun milik BUMN ini belum memiliki kebun plasma di wilayah Kecamatan Tinggi Raja,” ungkap Fendi.

Syamsul juga menyayangkan kebun yang memiliki berbagai sertifikat seperti RSPO, ISPO, Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001 2008) pengelolaannya masih terlihat amburadul dengan didapati maraknya lahan tidur dan perawatan tanaman yang minim.
“Pak Menteri Erick Tohir jika manajemen PTPN IV Unit Kebun Air Batu tak mampu, kami warga Tinggi Raja siap bersinergi mengelolanya jika dijadikan kebun Plasma,” imbuh Syamsul.
Sebelumnya, sesuai informasi yang didapat dari warga Tinggi Raja, diduga ada puluhan bahkan ratusan hektar tanaman budidaya Kelapa Sawit milik PTPN IV Unit Kebun Air Batu di Kecamatan Tinggi Raja ditelantarkan.
Tanaman penghasil devisa tersebut didapati seperti hutan yang jarang terjamah. “Lahan perkebunan terlihat semak, batang tanaman ditumbuhi benalu dan keladi, area gawangan dikelilingi rumput terlihat seperti tidak pernah tersentuh perawatan, pelepah yang mengering marak bergelantungan,” ungkap Fendi.
Namun saat dikonfirmasi Asisten kebun yang bersangkutan berdalih belum masuk pusingannya. “Itu belum pusingannya,” kata Jaka Asisten Afdeling VII Kebun Air Batu kepada Waspada online. (wol/an/d2)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post