MEDAN, Waspada.co.id – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Rumah tahanan (Rutan) Tanjung Gusta Medan berhasil memproduksi ratusan sendal dengan berbagai macam jenis dan motif.
Kepala Rutan (Karutan) Tanjung Gusta Medan Nimrot Sihotang, menjelaskan sampai saat ini sebanyak 75 orang warga binaan sudah dilatih mereka secara mandiri dan mempunyai keahlian dengan berbagai bidang, Nimrot optimis setiap WBP yang mempunyai keahlian beragam akan terus bertambah.
“Kita di sini berdayakan mereka pada warga binaan, sekitar 75 orang yang sudah mempunyai keahlian beragam. Kami mandiri melatih ini, tidak ada bekerja sama dengan siapapun. Bukan hanya sendal aja, tapi ada miniatur, vas bunga, bonsai, baju, dan kerajinan tangan. Untuk sendal, saat ini sudah ada hotel yang memesan, dan sendal pesanan itu sedang dibuat sama WBP,” ujar Nimrot, Selasa (14/2).
Sendal yang diproduksi oleh WBP juga dijual memakai aplikasi online. Kata Nimrot, mereka menjual sendal hasil tangan para WBP dengan harga di bawah harga pasaran. Menurut mereka yang terpenting adalah hasil produksi para warga binaan bisa bersaing di pasaran.
“Ada beberapa sendal yang sudah dipasarkan melalui online. Sendal tersebut dijual seharga Rp35 ribu. Kami usahakan tujuannya biar dikenal dulu saja, bahwa mereka (napi) bisa juga menghasilkan sesuatu yang bernilai. Salah satu hotel di Rantau Prapat sudah ada yang memesan sendal sebanyak 1 bal, isinya itu sekitar 350 pasang,” tuturnya.
Lebih lanjut Nimrot menjelaskan, seluruh modal untuk memproduksi dan melatih para WBP dalam membuat sendal didalam Rutan Medan merupakan hasil dari koperasi yang ada di dalam Rutan.
“Ini tidak dibiayai oleh anggaran kita. Ini diambil dari koperasi Rutan, koperasi pegawai rutan ini bentuk kolaborasi kami pegawai, di mana modalnya dari sebagian gaji petugas kita diberikan,” ucapnya.
“Tidak hanya sendal yang sudah di jual melalui online, ada baju, vas bunga, kerajinan tangan, dan miniatur, itu akan terus bertambah kalau semakin banyak yang ikut berkolaborasi,” tambahnya.
Ditempat yang sama, Rizal salah satu WBP mengatakan, dengan membuat sendal di dalam rutan dirinya tak hanya mendapat keahlian baru, namun ia juga meraup keuntungan dari penjualan setiap sendal yang dipasarkan ke luar oleh pihak Rutan Medan.
“Saya perkara narkoba, udah 2 tahun dihukum di sini. Dari pada enggak ada kerjaan lebih baik ikut belajar di sini buat sendal. Ada untungnya juga bisa pandai gini, kalau ada rezeki nanti keluar bisa coba buat di luar dan dijual aja ke online,” tutupnya.(wol/ryan/d1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post