MEDAN, Waspada.co.id – Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sumatera Utara (Sumut), Ahmad Fauzan Daulay angkat bicara soal dugaan penganiayaan terhadap kader Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIMPI) Riduwan Putra Saleh.
Fauzan mengatakan, pemicu permasalahan itu dikarenakan masalah internal di Kepengurusan Tapak Suci Sumut. Ia mengatakan Riduwan tidak lagi menjabat sebagai Sekretaris Tapak Suci Sumut.
“Begini, ini masalah internal. Riduwan ini, mantan sekretaris Tapak Suci Sumut. Dia 2 bulan lalu, dalam rapat wilayah Tapak Suci Sumut, seluruh Pimda minta dia diganti. Makanya, dalam rapat kerja wilayah. dia sudah diganti, dan sudah ditunjuk penggantinya,” kata Fauzan saat dikonfirmasi, Senin (20/2).
Singkat cerita, kata Fauzan, surat mandat untuk mengahadiri rapat musyawarah itu mengatasnamakan pengurus Tapak Suci Sumut tidak bisa digunakan. Sehingga membuat politisi PAN tidak bisa melakukan registrasi pada acara tersebut.
“Saat registrasi, saya tidak terdaftar. Ada mandat, kenapa ada mandat lain. Saya bilang, saya ketua Tapak Suci. Sudah ada mandat, mengatasnamakan Tapak Suci, ditandatangani oleh Wakil Ketua Tapak Suci, yaitu Ahmad Arif SE dan Ridwan Putra Saleh, yang sudah dipecat dan diganti,” jelas Fauzan.
Fauzan sudah melaporkan hal itu, kepada pimpinan wilayah Muhammadiyah Sumut dan memprotes surat mandat tersebut, yang dibawa Riduwan.
“Saya jelaskan, laporkan kepada pimpinan Muhammadiyah Wilayah Sumut. Sudah damai-damai, peserta Ketua dan Sekretaris yang lama. Saya tidak terima, itu forum resmi. Kalau Muhammadiyah tidak menerima, lebih bagus coret dua-duanya,” ungkapnya.
Saat berada di dalam ruang rapat tersebut, Fauzan mengaku dipanggil keluar oleh panitia musyawarah dan diluar sudah ada Riduwan. Ia menilai melihat muka Riduwan seperti menantang dirinya.
“Di luar mukanya, macam melawan dan mengejek. Tentunya, saya emosi. Saya pelatih, saya seniornya, kok kurang ajar gitu. Sudah diganti dibuat mandat. Emosi saya disitu, tidak terkontrol. Saya tunjang dia, bukan dipukul. Saya tendangan sekali, mungkin karena emosi dia. Dia membalas memukul. Ketika saya mau pukul, kawan-kawan dan senior di Tapak Suci, gak terima,” ucapnya.
Atas kejadian itu, Fauzan mengklarifikasi terkait pemberitaan bahwa penganiayaan itu, terkesan sudah direncanakan. Ia mengungkapkan semua hanya spontanitas karena tersulut emosi.
“Jadi, pertama yang perlu saya jelaskan. Kalau itu, direncanakan tidak benar. Itu spontanitas, itu ditempat acara muspimwil, polisi ada situ, pihak keamanan ada disitu, panitia. Tidak mungkin kita menganiaya, ada polisi. Tentunya, kita dibawa ke kantor polisi,” ungkapnya.
“Spontanitas saja, tanpa direncanakan, tidak ada penganiayaan. Cuma pas keributan, terkena jam tangan atau cincin. Ada sedikit, itu jadi sandaran dia melapor (ke Kantor Polisi). Kalau ada penganiayaan, kami diamankan ke kantor polisi lah,” sambungnya.
Meski dilaporkan ke Polres Padang Sidimpuan, Fauzan mengaku belum ada dipanggil dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Begitu juga, dia tidak ada rencana melapor balik Riduwan ke polisi.
“Sampai hari ini, saya belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian, saya menunggu. Saya tidak ada melapor balik, saya tidak,” pungkasnya. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post