JAKARTA, Waspada.co.id – Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Gerindra Dapil Sumut I HM Husni SE MM menilai biaya haji tahun Ini memberatkan jamaah. Salah satunya soal konsumsi jamaah haji.
“Untuk biaya konsumsi, jamaah dapat kira-kira 10 hingga 12 rial yang dirupiahkan berkisar Rp 40 hingga Rp 50 ribu, di mana katering sejauh ini juga dikelola pihak Arab saudi yang mestinya ada juga pengelolaan dari katering Indonesia,” katanya.
“Bila katering tetap pada prinsipnya 18,5 rial yang berarti sebesar Rp 75 ribu per jemaah sebaiknya uang tersebut di tambahkan ke living cost sehingga jamaah bisa mencari sendiri atau ada bahan makanan yang di bawa dari dalam negeri ini. Tentunya ini sangat jauh menghemat,” ujarnya lagi.
Diakui, karena biaya masyair sudah juga termasuk makan di Armina begitu juga biaya penerbangan jauh bisa dihemat dari Rp 34 juta menjadi Rp 27 juta.
“Lalu, sebaiknya dibuat tender terbuka untuk maskapai karena sebahagian besar pesawat angkutan jamaah haji adalah pesawat berbadan lebar yang disewakan pada saat musim haji begitu juga biaya bus salawat dibebankan kira-kira Rp 500 ribu untuk ditiadakan dan dibebankan kepada pihak hotel,” tegasnya lagi.
Selain masalah konsumsi, kata Husni, biaya transportasi juga harus dirasionalisasika. Yang jumlahnya Rp 4 juta, tentu ini harus dikurangi setengahnya.
Lalu, masalah hotel juga, kata Husni, harganya rata-rata Rp 3 juta. “Mestinyakan di angka Rp 1,5 juta. Intinya, pembiayaan yang maksimal ditanggung jamaah sebesar 60 persen. Sehingga akan ketemu biaya bipih sekitar Rp 50 juta,” tutupnya. (wol/ari/d2)
Discussion about this post