SEIRAMPAH, Waspada.co.id – Ratusan hektar sawah di Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Seirampah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), terendam air akibat hujan dan sistem saluran air atau drainase tumpat.
Akibatnya, para petani mengalami kerugian hingga ratusan juta karena tanaman mereka rusak terendam air.
Salah seorang petani, Saputra mengatakan, ada sebanyak 130 hektar sawah petani terendam air akibat hujan dan sistem saluran air tidak berfungsi karena tersumbat.
“Jadi saluran air tersumbat total dan tidak keluar sama sekali, sehingga hujan satu malam saja air langsung menggenangi sawah kami,” ujar Saputra, Rabu (25/1).
Ia menyebutkan, dari 130 hektare sawah milik petani, ada tiga puluh hektar yang sudah tanam dengan masa tanam dua minggu yang rusak akibat terendam air, hingga mengalami kerugian.
“Saat ini ada 30 hektar yang sudah tanam dan rusak akibat terendam air ini. Jadi, musim ini saja kami sudah gagal tanam sebanyak dua kali,”katanya.

Ia mengungkapkan, kondisi saluran air yang tumpat sudah berlangsung selama delapan tahun, hingga kini belum ada solusi dari pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.
“Kondisi ini sudah berlangsung selama delapan tahun, dan yang terparah tiga tahun belakangan ini. Kalau hujan turun cukup lama dipastikan sawah kami terendam, karena drainase tidak berfungsi dengan normal,” katanya.
Keluhan serupa juga di sampaikan Petani lainnya, Sitorus. Ia mengaku, akibat sawah terendam air para petani harus mengalami kerugian hingga ratusan juta.
Ia pun merincikan, saat ini kerugian petani perhektarnya sebanyak Rp3 juta dengan masa tanam dua minggu. “Jadi itu biaya pertanam dua minggu, karena biaya jetor dan tanam itu dua juta dan bibit satu juta,”ungkapnya.
Untuk itu, ia meminta kepada Pemerintah atau Dinas terkait untuk segara melakukan perbaikan saluran air, agar sawah mereka tidak terendam air lagi saat hujan turun.
“Kami minta ini segera dilakukan pengorekan, kalau ini tidak korek
dan hujan turun, sawah kami nanti bakal terendam. Karena kami setelah surut bakal tanam untuk mengurangi kerugian sebelumnya,” pintanya.
“Makanya harapan kami kepada Pemerintah supaya saluran air sepanjang 120 meter yang ada di dua desa ini segera dikorek, sehingga para petani tidak was-was lagi ketika hujan turun,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pematang Ganjang Sugiono mengatakan, dalam waktu dekat ini akan menindaklanjuti keluhan masyarakat khususnya para petani di desanya.
“Nanti dalam waktu dekat ini kalau sudah surut, saluran air yang tumpat itu bakal kami bongkar. Walaupun dananya tidak ada akan ada solusi yang akan kami lakukan, atau pendahuluan dari dana Desa. Yang jelas ada tindaklanjut dari pemerintah Desa,”ujarnya.
Selain itu, kata dia, salah satu yang menjadi kendala adalah saluran air yang tersumbat juga berada di Desa Seirampah, namun nanti bakal dikonsultasikan ke Desa Seirampah.
“Jadi yang menjadi kendala kita itu saluran air di Desa Seirampah. Sebab, disana itu membutuhkan dana yang cukup besar, karena saluran air nya harus dibongkar. Kalau di Desa kita masih bisa kita tanggulangi,” tutupnya. (wol/rzk/d2)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post