JAKARTA, Waspada.co.id – Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Muradi menilai pernyataan Putra pertama Soekarno, Guntur Soekarnoputra perihal sosok presiden RI tak harus dari trah Soekarno, harus dipertimbangkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dia menilai, hal tersebut demi kemenangan PDI Perjuangan di 2024 mendatang. Sebab, hingga saat ini nama Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang digadang-gadang akan diusung sebagai capres memiliki elektabilitas rendah.
“Saya kira Bu Mega akan menangkap pesan tersebut secara objektif. Karena disampaikan oleh kakaknya (Guntur) kemudian juga disampaikan secara realistis juga elektabilitas Puan di lembaga survei kan suaranya tidak terkontrol dengan baik posisi masih jauh di bawah. Jadi Bu Mega akan memikirkan bagaimana masa depan partai pimpinannya,” kata Muradi, saat dihubungi merdeka.com, Selasa (17/1).
Selain itu, pandangan Guntur pun merujuk pada pengalaman PDIP mengusung Joko Widodo (Jokowi). Yang mana, Jokowi pun bukanlah trah dari Soekarno.
Sehingga, wajar jika Guntur pun akhirnya memilih Ganjar Pranowo ketimbang Puan Maharani untuk menjadi capres 2024.
“Selama ini dari 2014 sampai 2024 itu kan bukan juga garis Bung Karno, kalau Pak Guntur mengusulkan Pak Ganjar saya kira itu hal memang perlu dicermati betul kenapa kemudian Pak Guntur bisa memilih Pak Ganjar,” ujarnya.
“Sekarang kalau di survei misal yang garisnya Bung Karno, Mbak Puan ternyata hasil elektabilitasnya tidak baik dibanding yang lain partai harus juga realitistis harus kemudian melihat salah satu kesempatan untuk bisa memunculkan nama yang lain,” sambung Muradi.
Sehingga, faktor biologis tak melulu menjadi pertimbangan untuk PDIP mengusulkan sosok capres.
“Idealnya biologis dan ideoligis gitu. Tapi kalau tak memungkinkan maka minimalnya pemikiran kemudian tujuan dan nilai kebangsaan yang dipahami oleh Bung Karno itu bisa dibawa oleh sosok yang akan diusung oleh PDIP,” imbuhnya.
Sebelumnya, Putra pertama Soekarno, Guntur Soekarnoputra, menegaskan, pilihannya kepada Ganjar Pranomo ketimbang Puan Maharani. Dia menilai, presiden RI tak harus dari trah Soekarno.
Hal tersebut diungkap Guntur alias Mas To saat wawancara khusus dengan Liputan6 di rumahnya, dikutip merdeka.com, Senin (16/1).
“Kan saya sudah bilang, yang jadi presiden atau kepala negara ini tidak harus keluarganya bung Karno saya berhak dong kalau milih Ganjar,” ujar Guntur.
Namun demikian, Guntur menegaskan, dirinya tetap punya hubungan yang baik dengan keponakannya, Puan Maharani. Dia tetap sayang sebagai paman kepada Puan Maharani.
“Kan dia keponakan Mas To, senang enggak senang gitu keponakan Mas To dan sama dia (hubungan) baik-baik. Mas To sama dia sayang sebagai pamannya selalu bertindak sebagai paman,” terang dia.
Guntur menggarisbawahi, kalau urusan politik, dirinya lebih memilih Ganjar Pranowo. “Tapi kalau dihubungkan sama politik, presiden, Mas To punya pilihan sendiri,” tambah dia.
Kendati begitu, Guntur menegaskan, Ganjar juga belum tentu bisa dengan mudah maju dalam Pemilu 2024. Semua itu tergantung dengan basis massa di bawah.
Dia menilai, bukan tidak mungkin pada akhirnya nanti, Ganjar malah tidak mendapatkan tiket untuk maju di Pemilu 2024.
“Kalau ternyata di basis massa Ganjar enggak dapat pasangan. Jadi menurut Mas To, siapapun yang mesti jadi presiden dia harus mendapat hati, simpati dan harus mencekam (mencengkeram) basis massa. Di luar itu Ganjar, mau Puan kek, siapa, Anies kek. Siapa saja kalau tidak dapat tempat di basis massa Mas To pikir enggak pantes jadi presiden,” tutur dia. (merdeka/pel/d1)
Discussion about this post