MEDAN, Waspada.co.id – Pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Rafriandi Nasution SE MT, menyindir Pemko Medan soal lampu ikonik jalan mirip ‘pocong’ menerangi ke arah parit di Jalan Juanda.
Rafriandi mengatakan, Pemko Medan sepertinya ingin mengembangkan wisata pencari ikan belut dan lele di parit-parit. Sehingga lampu itu difungsikan untuk menerangi parit. Hal ini tentunya bisa menjadi sarana masyarakat dan jadi tontonan seru di malam hari.
“Saya tidak tau lagi mau bicara apa, karena sudah banyak akademisi yang memberikan kritik tentang estetika Kota Medan. Tapi kita harus berpikir positif soal arah lampu itu,” kata Rafriandi saat dikonfirmasi Waspada Online, Jumat (27/1).
Menurut Rafriandi, dengan anggaran senilai Rp25,7 miliar dari APBD Kota Medan untuk menata trotoar dan membangun 1.700 titik lampu di delapan ruas jalan. Ia menilai saat ini tidak terlihat di lapangan, karena pekerjaannya mubazir dan tidak menempatkan pada kebutuhan.
“Penataan lampu jalan selama ini terkesan monoton dan diarahkan perubahan penataan lampu jalan dengan pendekatan modernisasi. Tapi tidak tepat sesuai yang diharapkan,” pungkasnya.
Sebelumnya, lampu jalan ikonik Kota Medan yang mirip ‘pocong’ di Jalan Ir Juanda, Kecamatan Medan Polonia, difungsikan hanya untuk menerangi parit. (wol/man/d1)
editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post