JAKARTA, Waspada.co.id – Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara, M. Lokot Nasution menyatakan, Ketua Umum (Ketum) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sadar betul bahwa gelombang perubahan dan perbaikan merupakan keinginan rakyat pada hari ini.
Bahkan, di Sumatera Utara (Sumut) sendiri pada setiap kesempatan bertemu kader dan masyarakat, pertanyaan Anis-AHY kapan deklarasi sering sekali ditanyakan. “Atas pertanyaan ini, maka pada setiap kesempatan pertemuan dengan Ketum AHY, kami dari Sumut tetap menyampaikan aspirasi kelompok akar rumput,” kata Lokot melalui keterangan resmi, Kamis (26/1)
“Semoga Mas Ketum kuat memikul beban ini, dan tahu betul apa keinginan dari akar rumput. Saat ini kita memohon doanya kepada seluruh masyarakat agar segera terwujud koalisi perubahan dan perbaikan, dan negara ini bisa berubah menjadi lebih baik serta diizinkan oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa” katanya.
Mengenai Sekretariat Perubahan Bersama, Lokot mengatakan, ini adalah langkah awal untuk menjawab angin perubahan yang semakin tidak terbendung, sekretariat bersama juga bisa menjadi wadah dan ruang diskusi bagi agen-agen perubahan yang masih tersebar di delapan penjuru angin atau yang malu-malu kucing, juga sebagai tempat untuk menganalisa apa yg salah dari kondisi hari ini, mana yang perlu dirubah atau cukup diperbaiki.
“Pada akhirnya sekretariat bersama adalah langkah kita untuk menjemput takdir Tuhan untuk hari esok yg lebih baik,” ucapnya.
“Sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, saya tahu dan faham betul cita-cita ketum saya itu, aku ini anak medan bos, susah diatur, apalagi kalau yang ngatur itu nggak jelas, tapi AHY ini barang bagus dari sananya, Bang Edy Rahmayadi bilang IQ kawan itu (AHY) 146, artinya kemampuannya di atas rata-rata, kalau tidak mau disebut jenius, ada kelebihan dari Tuhan secara fisik dan cara berfikirnya, makanya kita bermakmum padanya dalam kehidupan politik ini,” tambahnya.
Dia juga menyebutkan, mungkin dia (AHY) belum pernah jadi menteri atau jadi gubernur, tapai anak muda itu pernah mempertaruhkan nyawanya demi menciptakan perdamaian di Aceh, Libanon, dan lain-lain.
“Ketum AHY tak pernah mengumbar itu sebagai sebuah kebanggan karena membela bangsa ini adalah darah yang diwariskan oleh leluhurnya, gen pejuang itu ada padanya. Mungkin besok saya akan ditegur ketum karena mengumbar hal ini, tapi tak apalah, yang saya sampaikan ini adalah rasa bangga, dukungan, kewajiban yang harus saya sampaikan agar negara tahu mana yang tulus dan mana yang pecitraan untuk mengejar kepentingan kelompoknya,” ucapnya. (wol/rls/ags/d2)
Discussion about this post