MEDAN, Waspada.co.id – Pada awal menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mewacanakan program strategis dengan membangun tol dalam kota di sepanjang daerah aliran Sungai Deli untuk mengurai kemacetan di Kota Medan. Nyatanya, program yang sudah diwacanakan sejak tahun 2019 ternyata hanya sebatas wacana atau tidak terealisasi.
Padahal, rencana pembangunan jalan tol dalam kota ini telah digagas PT Citra Marga Nusaphala Persada dengan PT Ardhi Karya. Tol dalam kota memanfaatkan kawasan aliran Sungai Deli dengan panjang 30,97 km yang terdiri dari 3 seksi, yakni seksi I Helvetia-Titi Kuning sepanjang 14,28 km, seksi II Titi Kuning-Pulo Brayan sepanjang 12,84 km dan seksi III Titi Kuning-Amplas sepanjang 4,25 km.
Pembangunan untuk mengurai kemacetan di ibukota Provinsi Sumut ini murni investasi dari swasta senilai Rp7 triliun, sebelumnya telah diterbitkan design engineering detail (DED). Apa kabarnya program tol dalam kota tersebut?
“Rencana itu kita tunda. Kita sudah rencanakan 2019, tahun 2020 kita kedatangan tamu, yaitu Covid-19. Jadi dana ini banyak terkuras karena itu,” kata Edy Rahmayadi di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (24/1).
Edy tidak memungkiri kondisi kemacetan Kota Medan sekarang ini memang sudah seharusnya ada tol dalam kota, karena ada pembangunan yang harus didahulukan maka pembangunan tol dalam kota ditunda.
“Jadi kita tunda ke depan. Memang tol dalam kota ini harus ada, kenapa?, bisa anda rasakan jalan ini macet di sana sini, ke depan kita doakan semoga bisa berjalan baik,” janjinya. (wol/man/d1)
Discussion about this post