MEDAN, Waspada.co.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan melakukan sosialisasi Kurikulum Merdeka dalam rangka pemulihan pembelajaran di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Four Points by Sheraton Medan, Senin (12/12).
Adapun narasumber dalam kegiatan ini Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP, Drs Zulkifri MEd dan Anggota Komisi X DPR RI, dr Sofyan Tan.
Sofyan Tan Mengatakan Kurikulum Merdeka merupakan efisiensi terhadap mata pelajaran dan fokus terahdap hal-hal yang penting. “Jadi tidak lagi terlalu melebar tapi lebih fokus. Kedua, Profil Pelajar Pancasila, program ini dinilai penting karena bagaimana kita membuat si Anak paham untuk mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari,” tegasnya.
“Karena melalui program ini, para anak tidak lagi melihat suku, agama, dan ras sebagai hambatan dalam pergaulan maupun kelompok belajar. Ketiga, kurikulum ini melakukan implementasinya by project,” katanya lagi.
Dikatakan, untuk itu DPR RI sangat mendukung kurikulum ini. “Saya melihat ini jawaban terhadap masa depan bangsa ini. Makanya kami memberikan dukungan sepenuhnya, ditambah lagi kondisi dunia ini berubahnya sangat cepat terlebih jika dikaitkan dengan perkembangan teknologi,” tutupnya.
Sementara itu, Zulkifri mengakui pihaknya menyakini bahwa setiap anak punya potensi dan kehadirannya sangat dibutuhkan, sehingga melalui Kurikulum Merdeka ini memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
“Di sini juga kami memberikan kemerdekaan kepada guru untuk berkreasi, sekaligus memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik. Sehingga kepada mereka kita kurangi beban substansinya dan beban administrasi lainnya dengan harapan mereka bisa fokus mengajar,” tegasnya.
Dijelaskan jika Kurikulum Merdeka ini sudah dua tahun diimplementasikan yang termasuk dalam bagian pemulihan pembelajaran dan ternyata untuk efektif. Untuk itu kurikulum ini akan dikembangkan di tahun ajaran baru ke depan.
“Kami berharap ke depan kebijakan pendidikan betul-betul mengadopsi prinsip pendidikan karena ini sesuai dengan pesannya Ki Hajar Dewantara. Bahwa tumbuh kembangnya anak sesuai dengan fitrah dan kodratnya masing-masing,” tutupnya. (wo/ari/d1)
Discussion about this post