MEDAN, Waspada.co.id – Banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan para remaja menunjukkan kurangnya pemahaman sosial tentang norma-norma dan adab yang baik terhadap orang lain, khususnya pada orang yang lebih tua. Mereka kehilangan empati dan tidak bisa membedakan mana nilai-nilai baik dan buruk.
Psikolog Sumut sekaligus Direktur Minauli Consulting, Irna Minauli mengugkapkan jika dilihat dari sisi kepribadian anak, kemungkinan mereka mengalami gangguan perilaku (conduct disorder) atau adanya perilaku pembangkangan (oppositional deviant disorder). Anak menjadi mudah marah dan tersinggung sehingga melawan pada figur otoritas.
“Kurangnya role model yang baik dalam lingkungan pergaulan sosial, sekolah maupun keluarga sering menjadi pemicu munculnya masalah-masalah kenakalan pada remaja. Pola asuh yang salah dimana anak terlalu dimanjakan dengan gaya pengasuhan serba boleh atau permisif versus gaya otoriter dari orang tua membuat anak tidak memiliki pemahaman yang baik tentang nilai-nilai sosial,” tuturnya, Jumat (2/12).
Banyak orang tua yang tadinya ingin menerapkan gaya pengasuhan demokratis namun kemudian kebablasan menjadi gaya pengasuhan permisif yang cenderung menempatkan anak sebagai figur utama dan orang tua melepaskan anak karena sering kali mereka merasa kewalahan dan tidak tahu harus berbuat apa lagi terhadap anak. Kendali yang seharusnya ada pada orang tua kemudian diambil alih anaknya.
“Selain itu kurang berperannya ayah sebagai figur otoritas serta role model yang baik ditengarai menjadi salah satu penyebab kenakalan remaja ini. Penelitian-penelitian tentang fatherless ini menunjukkan korelasi antara kurangnya peran ayah dengan perilaku kriminal terutama pada anak laki-laki,” katanya.
Keluarga yang tidak utuh juga memiliki sumbangan terhadap kasus-kasus ini, terutama ketika terjadi konflik disertai dengan adanya kekerasan dalam rumah tangga.
“Anak yang terpapar kekerasan serta adanya masalah akademis dan hubungan sosial membuat anak menjadikan kekerasan sebagai ventilasi dari frustrasi yang dirasakannya,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Discussion about this post