MEDAN, Waspada.co.id – Harga sejumlah sayur sayuran khususnya sayuran dari dataran rendah di Kota Medan dan sekitaranya masih bertahan mahal.
Diketahui setelah sempat mengalami kenaikan tajam sebelumnya. Kondisi ini disebabkan curah hujan tinggi yang membuat banjir di beberapa wilayah.
Dari hasil pantauan di lapangan, harga kacang panjang dikisaran Rp20.000 hingga Rp22.000ribu per Kg, padahal dalam kondisi normal harganya berada level Rp10.000 ribu per Kg. Sawi hijau, yang biasanya dijual dikisaran Rp7.000-an per Kg saat ini harganya berada dikisaran Rp15.000 ribu per Kg di tingkat pedagang pengecer.
Ada juga bayam yang dijual dikisaran Rp2.500 per ikat sebelumnya, saat ini sudah mencapai Rp5.000 per ikat nya. Dan masih banyak jenis sayuran lainnya yang turut mengalami kenaikan cukup tajam.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menuturkan curah hujan yang tinggi yang memicu terjadinya bencana banjir di sejumlah sentra produksi sayur-sayuran menjadi sebab utama kenaikan harga komoditas tersebut.
“Ditambah lagi dengan curah hujan yang tinggi tersebut telah memicu terjadinya kerusakan pada tanaman jenis sayur sayuran, yang mengalami pembusukan lebih cepat saat musim hujan ini,” tuturnya, Jumat (16/12).
Belum lagi gangguan distribusinya. Pada dasarnya kenaikan harga sayur sayuran lumrah terjadi pada saat berlangsungnya hari besar keagamaan. Namun tidak seharusnya terjadi pada saat sekarang ini karena pada dasarnya Natal dan tahun baru juga masih beberapa pekan lagi.
“Dan kenaikan harga sayuran kali ini banyak dipengaruhi oleh tingginya curah hujan ditambah dengan kenaikan biaya input produksi seiring kenaikan harga pupuk dan pestisida. Di mana harga biaya input produksi yang mengalami kenaikan turut mempengaruhi petani menggunakan lebih sedikit pupuk atau pestisida sehingga hasil panennya menjadi tidak maksimal,” katanya.
“Kalau kenaikan harga sayuran melebihi 100% atau 2 kali lipat ini kerap terjadi saat perayaan hari besar berlangsung,” terang Gunawan.
“Dan saat perayaan Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru harga sayuran biasanya sempat naik hingga 200% lebih. Tetapi terjadi di saat hari H nya di mana keseimbangan pasar memang tengah mengalami gangguan tentunya. Namun untuk kali ini memang situasinya berbeda, sehingga beberapa komoditas sayur sayuran terpaksa naik meskipun hari H nya masih jauh,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Discussion about this post