MALANG, Waspada.co.id – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S Depari, akan mengevaluasi pelaksanaan Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas). Pasalnya, Porwanas XIII/2022 di Malang dinilai jauh dari sportivitas dan solidaritas.
“Porwanas memang gawean PWI dan Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) sebagai pelaksana. Karenanya, kita akan tugaskan Siwo PWI Pusat didukung unsur atau pihak lain mengevaluasi secara keseluruhan,” ujar Atal mengomentari pelaksanaan Porwanas Malang yang berakhir Jumat (25/11) malam.
Di hari terakhir, Porwanas yang mempertandingkan cabor atletik lari 5000m dan 3000m diwarnai hujan protes karena juara masing-masing nomor disinyalir melanggar ketentuan dan aturan pertandingan yang sudah disepakati.
Di nomor 5000m, Gerson May (Papua) tampil menjadi peserta tercepat dan Maryono asal Jawa Barat mendominasi 3000m. Namun, mayoritas manajer tim peserta memprotes keberadaan kedua pelari karena dinilai melanggar peraturan terbaru PB Porwanas, terkhusus poin tidak dibolehkannya atlet yang pernah ikut Kejurnas tampil di Porwanas.
Sebelumnya, cabor biliar juga terjadi protes. Berdasarkan data peserta Kejurnas Biliar 2018, terdata jelas bahwa Moch Mustaqim ysng juga pebiliar tuan rumah tampil di event tersebut. Kerusuhan juga terjadi di cabor sepakbola saat laga Maluku Utara vs Jatim kala wasit nyaris menjadi korban kiriminalitas akibat dikejar-kejar pemain.
Cabor futsal juga disinyalir terjadi penyimpanngan sportivitas dan silaturahim. Hal ini karena lemahnya kinerja panitia memperkenankan pemain bertanding tanpa memperlihatkan ID card, kartu PWI, dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
“Tadinya kita berharap pelaksanaan Porwanas di Malang dapat menghibur masyarakat pasca-terjadi Tragedi Kanjuruhan. Nyatanya, ada juga pemain yang mengejar-ngejar wasit di laga sepakbola,” ujar Atal.
Pria yang asal Tanah Karo ini menyebutkan sejatinya Porwanas menjadi media wartawan anggota PWI mengkristalkan silaturahim melalui kegiatan olahraga, seni, dan lomba kewartawanan. Namun, silaturahim yang diharapkan masih jauh dari harapan karena rendahnya sportivitas.
Ditanya kemungkinan pelaksanaan kenaikan tingkat anggota PWI dan UKW di berbagai provinsi terjadi “kebocoran” hingga diduga ada oknum bukan wartawan dapat memilikinya dan tampil di Porwanas, Atas menegaskan hal tersebut menjadi alasan pihaknya perlu evaluasi menyeluruh.
“Pokoknya kita lakukan evaluasi secara menyeluruh,” ujar Atal mengakhiri keterangan.(wol/aa/d2)
Editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post