MEDAN, Waspada.co.id – Anggota Komisi IV DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution, mempertanyakan pengerjaan drainase yang tengah dilakukan Dinas PU Kota Medan. Pasalnya, pemasangan u-ditch dengan lokasi titik banjir yang terjadi saat ini sangat bertolak belakang.
Sehingga kuat dugaan, dinas terkait tak punya blueprint penanganan banjir dan alpa mengkaji lebih dalam drainase mana yang patut dikerjakan lebih dahulu.
“Yang jadi pertanyaan kita, kenapa di jalan yang tidak pernah sama sekali banjir, kali ini parah. Macam di kawasan ring road Jalan Gagak Hitam. Kayaknya titik banjir ini berpindah-pindah. Apa Dinas PU sudah mengkajinya sejauh mana? Jangan sampai u-ditch yang dikerjakan sekarang ini tak berdampak apapun dalam mengurangi genangan air di jalan-jalan,” ungkapnya, Selasa (22/11).
Dedy menduga ada yang salah dalam pemasangan u-ditch. Sebab ada lokasi yang tidak pernah banjir, kini parah, dan begitu juga sebaliknya karena terjadi kesalahan elepasi (kemiringan tanah)-nya pada saat pemasangan.
“Contohnya pemasangan u-ditch di Jalan Bahagia By Pass Kecamatan Medan Kota,” terangnya.
Menyinggung pengerjaan fisik infrastruktur kerap dilakukan akhir tahun anggaran, politisi Partai Gerindra ini mempertanyakan sistem e-katalog yang digadang-gadang Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Sebab dengan menganut pola seperti ini, hanya mampu memenangkan satu perusahaan saja dan berdampak pada hasil akhir yang ditargetkan.
“Kendalanya, permintaan dan ketersediaan barang yang diinginkan tidak sesuai. Akhirnya menghambat waktu pengerjaan yang telah ditentukan. Mudah-mudahan aja anggaran di Dinas PU Medan gak Silpa (Sisa lebih Penggunaan Anggaran),” ujarnya.
Dedy menegaskan, pihaknya berencana memanggil Dinas PU Kota Medan guna mempertanyakan sejauh mana realisasi anggaran Rp1 triliun yang telah disahkan tahun lalu. Sebab seraparan anggaran baru terealisasi Rp500 miliar sampai November ini membuktikan dinas terkait belum mampu mengelola anggaran yang banyak tersebut. (wol/mrz/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post