MEDAN, Waspada.co.id – Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pendorong utama inflasi di Sumut pada September 2022 sebesar 1 persen.
“Inflasi di Sumatera Utara terbentuk atas agregasi pergerakan harga di lima kota dengan indeks harga konsumen (IHK) yakni Medan, Sibolga, Pematang Siantar, Padang Sidimpuan dan Kota Gunung Sitoli,” tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanuddin, Senin (3/10).
Dikatakan, IHK Sumut pada September 2022 sebesar 111,82. Dari lima kota IHK di Sumatera Utara, seluruhnya tercatat inflasi, yaitu Sibolga sebesar 0,33 persen, Pematangsiantar sebesar 1,50 persen, Medan sebesar 0,98 persen, Padangsidimpuan sebesar 0,99 persen dan Gunung Sitoli sebesar 0,61 persen. Sehingga secara agregat, Sumut mengalami inflasi sebesar 1 persen.
Secara umum, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga sebagian besar kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,76 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,70 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,26 persen, kelompok transportasi sebesar 11,73 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,43 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,49 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,18 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,26 persen.
“Adapun kelompok yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,27 persen. Sementara kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan,” ungkapnya.
Komoditas utama penyumbang inflasi selama September 2022 antara lain, bensin, angkutan dalam kota, beras, solar, celana panjang jeans pria, angkutan antar kota, dan uang Sekolah Menengah Atas.
“Dengan inflasi pada September 2022 ini, maka tingkat inflasi tahun kalender (Januari-September 2022) di Sumatera Utara sebesar 5,23 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 6,14 persen,” ungkapnya.
“Secara nasional angka inflasi September 2022 sebesar 1,17 persen dan merupakan tertinggi sejak Desember 2014. Sementara inflasi tahun kalender 2022 mencapai 4,84 persen dan inflasi secara tahunan sebesar 5,95 persen,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Discussion about this post