PANYABUNGAN, Waspada.co.id – Setidaknya ada ratusan pelajar yang tinggal di sekitar perbukitan Tor, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah. Bayangkan, untuk mendapatkan pendidikan saja mereka harus menempuh jalan sejauh enam kilometer melewati hutan perbukitan yang terjal dan buas serta sungai.
Cerita ini berangkat dari anak-anak di perbukitan Tor Pulo, warga Suku Nias yang bermukim di Dusun Lubuk Sihim dan Dusun Aek Tombang, Desa Muara Batang Angkola, Kecamatan Siabu. Mereka adalah pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang setiap hari harus berjibaku menuruni bukit yang terjal, berlumpur untuk sampai ke sekolah.
Tanpa ditemani orang tua, mereka harus berangkat ke sekolah di remang subuh agar tidak terlambat. Dengan berbekal lampu teplok dan senter sambil menjinjing sepatu dan tas, mereka menempuh jalan berjam-jam untuk sampai ke desa induk meski sesekali bertemu gerombolan monyet liar, babi hutan maupun binatang buas lainnya. Bahkan juga harus menyeberangi sungai.
Kepala Dusun Lubuk Sihim, Mustiaman Harefa, Kamis (13/10), mengatakan itu kepada wartawan sembari mengharapkan pemerintah daerah kiranya berupaya meringankan beban warga di perbukitan Tor tersebut dengan membangun sekolah filial.
“Dari Dusun Aek Tombang mereka harus berjalan enam Kilometer untuk sampai ke sekolah, kalau dari dusun says sekitar tiga kilometer. Tapi kalau mereka yang dari perbukitan Tor Dairi, Banjar Lasiak, mereka sudah berangkat sekitar pukul 04.30 WIB,” katanya.
Sebut Mustiaman, tidak sedikit dari mereka yang menggunakan pakaian sehari-hari menuju ke sekolahnya dan berganti pakaian sesampainya di Desa Muara Batang Angkola.
“Ini harus kami lakukan karena di tempat kami tidak ada sekolah. Kami orang tua juga merasa kasihan dengan anak-anak kami karena kami saja merasa tidak sanggup apalagi itu tiap hari. Tapi inilah perjuangan menuntut ilmu itu,” sedihnya.
“Pembangunan gedung sekolah filial di tempat kami sangat kami harapkan. Setidaknya untuk anak-anak yang masih kelas 1, 2 dan 3,” harapnya lagi.
Diketahui, warga Nias yang bermukim di perbukitan Tor Pulo, saat ini ada sekitar 50 Kepala Keluarga (KK).
Plt Kepala Desa Muara Batang Angkola, Abdul Rohman, menjelaskan jika warga tersebut juga berkepala desa ke Desa Hutagodang Muda dan Desa Tanggabosi. (wol/wang/d2)
editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post