MEDAN, Waspada.co.id – Komite Rakyat Bersatu (KRB) sebut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, gagal dalam menyelesaikan konflik agraria/pertanahan yang ada di Sumut.
Hal itu dikatakan langsung oleh Kordinator Aksi Johan Merdeka, saat menggelar aksi di depan Kantor BPN Sumut, Senin (26/9).
Dikatakannya, bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya, subur, dan makmur. Namun sayangnya kekayaan alam yang begitu melimpah tidak mampu memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya, terutama bagi rakyat miskin dan kaum tani.
“Dimana pemerintah juga gagal Mendistribusikan Tanah sebesar-besarnya kepada rakyat miskin dan kaum tani yang membutuhkan. Malah pemerintah lebih cenderung memberikan mayoritas penguasaan dan pengelolaan tanah kepada para pemodal dan perusahaan-perusahaan besar, baik swasta, dalam negeri maupun asing,” katanya.
Johan menegaskan bahwa persoalan perampasan tanah dan konflik pertanahan khususnya di Sumut terkesan dibiarkan dan satupun tak mampu diselesaikan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini.
“Tak selesainya konflik Agraria juga diakibatkan oleh oknum-oknum di instansi pemerintah khususnya, BPM Pemprov, dan Pemkab yang terlibat dalam sindikat mafia tanah, sehingga memperlama pria penyelesaian,” tegasnya.
Johan Merdeka mengungkapkan, bahwa bentuk dari mafia tanah adalah adanya jual beli secara sepihak tanpa mementingkan kepentingan rakyat banyak, adanya sertifikat ganda, dan penerbitan sertifikat yang masih bersengketa.
“Ini mencerminkan bahwa Gubsu gagal dalam menyelesaikan konflik agraria di Sumut yang kita cintai ini,” katanya.
“Lihat saja, tim inventarisasi dan identifikasi penanganan permasalahan tanah Eks HGU PTPN II yang tidak mengikutsertakan DPRD, aktifis agraria, jurnalis ke dalam tim tersebut, ada apa denganmu Gubernur Sumut,” tambahannya.
Berdasarkan pantauan Waspada Online, saat ini ribuan massa sedang menggelar aksi di Kantor BPN Sumut. Setelah menggelar aksi di kantor BPN Sumut, massa bakal berpindah dan melanjutkan aksinya di kantor DPRD Sumut dan Kantor Gubernur Sumut.(wol/ryan/d1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post