Waspada.co.id – Payudara menjadi salah satu kondisi yang harus diperiksa secara rutin. Jika memiliki benjolan yang dirasa tak normal di payudara segera periksa ke dokter.
Benjolan payudara umumnya bersifat jinak, yang berarti bukan kanker. Benjolan jinak ini memiliki tepi yang halus dan dapat digerakkan sedikit saat menekannya. Kondisi ini sering ditemukan di kedua payudara.
Meski begitu, bukan berarti benjolan pada payudara bisa dianggap remeh. Sebab, ada beberapa keadaan yang merupakan sebagai tanda awal kanker.
Lantas, apa pengertian benjolan payudara? Bagaimana gejala, penyebab, faktor resiko, dan pencegahannya? Untuk memahaminya, simak rangkuman okezone, berikut ini.
Dikutip dari Healthline, sebagian besar benjolan payudara tidak bersifat kanker yang berarti jinak. Seseorang mungkin terkejut menemukan benjolan payudara, tetapi penting untuk diingat bahwa itu mungkin tidak mempengaruhi kesehatan jangka panjang.
Kendati demikian, benjolan di payudara bisa menjadi tanda kanker. Oleh sebab itu, hendaknya periksa keadaan ke dokter.
Tumor jinak payudara menimbulkan benjolan berisi cairan, yang dapat dirasakan pada area kulit maupun puting. Meski begitu, benjolan tumor jinak punya batas yang jelas dengan jaringan di sekitarnya. Hal ini berbeda dengan kanker, di mana benjolan tidak memiliki batasan tepi yang jelas.
Meskipun umumnya, payudara dikaitkan dengan wanita, jaringan payudara ada pada pria dan wanita. Hormon mempengaruhi jaringan ini dan perubahan hormon dapat menyebabkan benjolan terbentuk.
Dalam beberapa kasus, benjolan ini menghilang secara alami. Keadaan ini pun dapat mengembangkan benjolan payudara pada usia berapa pun.
Berikut penyebab dari benjolan pada payudara:
1. Hormon
Perubahan hormon adalah penyebab paling umum dari benjolan pada payudara. Hormon adalah bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh dan memiliki beberapa efek. Kadang-kadang perubahan kadar hormon dalam tubuh Anda dapat menyebabkan payudara merasa kental dan bengkak.
Sementara itu, perubahan hormon dapat terjadi pada remaja, selama siklus menstruasi bulanan, menopause. Selain itu, perubahan hormon dapat terjadi saat minum pil kontrasepsi dan minum obat pengobatan untuk menggantikan hormon yang tidak lagi diproduksi wanita karena menopause.
2. Peradangan
Peradangan adalah respon tubuh terhadap infeksi, iritasi atau cedera. Hal ini dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan. nyeri dan kadang-kadangan sensasi panas di daerah yang terkena.
3. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi adalah waktu dari hari pertama periode wanita untuk hari sebelum periode berikutnya.
Pada sebagian kasus, benjolan payudara tidak dapat dicegah sebab diakibatkan perubahan hormon yang tidak dapat dikontrol. Kendati demikian, semua wanita diharapkan dapat menyadari jika terjadi perubahan pada payudaranya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan SADARI (periksa payudara sendiri), untuk mendeteksi adanya benjolan pada payudara sejak dini. SADARI dapat dilakukan satu bulan sekali, pada 7-10 hari setelah hari pertama menstruasi.
Demikian pemahaman terkait benjolan payudara yang perlu dipahami dan dicegah. Sebisa mungkin jaga pola hidup sehat untuk terhindar dari penyakit ini.(wol/okz/d1)
Discussion about this post