LHOKSEUMAWE, Waspada.co.id – Tarif angkutan umum di Aceh naik pasca-pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Salah satu perusahaan angkutan umum PT Premium Clara Aninidia, Alfiandi, kepada Waspada Online menjelaskan bahwa kenaikan harga tarif bus dampak dari kenaikan BBM.
“Kenaikan tarif karena dampak dari kenaikan BBM, maka dengan terpaksa juga harga tarif harus kita naikkan,” jelasnya melalui pesan WhatsApp, Jumat (9/9).
Ia menjelaskan, bahwa perusahaan angkutan umum miliknya jenis mobil Hiace, kini melonjak naik Rp30 ribu per setiap trayeknya.
Lanjutnya, bahwa besaran tarif dari Lhokseumawe -Banda Aceh yang sebelumnya Rp120 ribu kini naik menjadi Rp150 ribu dan Lhokseumawe – Medan yang berawal Rp150 ribu menjadi Rp180 ribu
Munawir, salah seorang pihak loket transportasi PT Putra Pelangi Perkasa menjelaskan bahwa tarif bus tipe 18.36 sebelum BBM naik, tarif Lhokseumawe-Banda Aceh Rp110 ribu menjadi 130 sedangkan bus besar seperti tipe tronton sebelumnya Rp120 ribu menjadi 140 ribu, harga tersebut juga sama jika bus dari Lhokseumawe menuju Medan.
“Begitu harga minyak naik, harga tarif bus langsung kita naikkan. Dulu biaya minyak bus pulang pergi Lhokseumawe-Medan Rp1,4 juta, sekarang biaya minyak Rp2,1 juta. Untuk menstabilkan itu, tarif bus dinaikkan,” paparnya.
Kenaikan harga angkutan umum darat ini membuat penumpang harus menerima dan mengeluarkan biaya yang lebih dari biasanya.
Hal dikatakan penumpang Bus Pelangi, Juli, dirinya harus mengeluarkan uang untuk membeli tiket Rp140 ribu dari Lhokseumawe menuju Medan.
“Terasa kali kenaikan harga tiketnya, seminggu yang lalu saya balik dari Medan naik bus tipe besar masih Rp120, sekarang sudah jadi Rp140. Mau gak mau harus kita bayar segitu,” ungkap Juli.
“Kita berharap BBM bisa turun, agar harga tiket pun kembali turun, karena kita warga ekonomi menengah ke bawah pasti terasa sulit,” pintanya. (wol/fik/d1)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post