MEDAN, Waspada.co.id – Driver Ojek Online yang tergabung dalam Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams) menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diberlakukan Pemerintah Indonesia.
Ketua Umum Godams, Agam Zubir, mengatakan naiknya harga BBM ini akan membuat kondisi para driver Ojol semakin terpuruk. Terlebih lagi, Kementerian Perhubungan menunda penyesuaian tarif transportasi Ojol.
“Kami menyampaikan sikap Ojol Kota Medan dan Sumatera Utara tentang kebijakan Pemerintah Pusat kami sangat menolak. Karena, menaikan BBM bersubsidi Pertalite, yang merupakan sumber utama pemakaian bahan bakar mayoritas bagi kendaraan rekan-rekan driver ojek online dalam bekerja,” kata Agam di Medan, Senin (5/9).
Agam menyebutkan, Godams yang merupakan organisasi bagi driver Ojol mencakup Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deliserdang dan sekitarnya, tentu sangat menyesalkan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
“Kami para Ojol di Medan dan Sumut, sangat menyesalkan kenaikan BBM ini. Kebijakan tidak populer di tengah perjuangan masyarakat yang baru saja keluar dari dampak tekanan ekonomi akibat Covid-19,” ucapnya.
Agam menilai kenaikan BBM ini, akan disertai dengan kenaikan harga bahan pokok lainnya. Sedangkan, tarif Ojol sendiri tidak naik dan ditambah lagi, kondisi order semakin sepi.
“Kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Namun, pendapatan driver masih banyak yang belum stabil untuk sebuah standar kelayakan. Ditambah lagi, kelayakan jauh dari pendapatan untuk menutupi pengeluaran wajib selama ini,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Agam, pihaknya meminta para aplikator yang beroperasi di Kota Medan dan sekitarnya, seperti Gojek, Grab, Maxim, Shopeefood untuk juga melakukan penyesuaian tarif.
“Kami minta para aplikator untuk segera melakukan melakukan penyesuaian kepada driver pasca kenaikan BBM. Karena, tarif yang diterima saat ini sangat tidak sesuai dengan biaya pengeluaran ditambah lagi untuk kebutuhan hidup,” sebut Agam.
Godams meminta kepada pemerintah untuk mengeluarkan penyesuaian tarif Ojol yang pro kepada driver. Kemudian, jaminan insentif yang adil bagi penambahan pendapatan driver, yang telah bekerja menyelesaikan target trip order setiap harinya.
“Jika para aplikator masih kurang peka dan lambat menyikapi gejolak dan keresahan drivernya saat ini. Godams akan kembali turun kejalan utk bersama-sama menyuarakan aspirasi kepada pihak terkait aplikator dan pemerintah,” pungasnya. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post