PANGURURAN, Waspada.co.id -Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melanjutkan pelatihan bagi para pelaku pariwisata di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
Pelatihan berlangsung di Kabupaten Tapanuli Utara, mulai tanggal 26 September – 2 Oktober 2022 dan Kabupaten Samosir, mulai tanggal 28 September – 4 Oktober 2022.
Pada pelatihan pengembangan inovasi produk wisata dan kapasitas bidang Parekraf, Kemenparekraf kembali tekankan pentingnya kolaborasi pentahelix dalam pengembangan pariwisata.
Pelatihan melibatkan pelaku desa wisata dari tiga kabupaten meliputi Desa Wisata Sibandang dan Aritonang (Kabupaten Tapanuli Utara), Desa Wisata Sigabanding (Kabupaten Simalungun) dan Desa Wisata Siallagan, Tuktuk Siadong, Tomok Parsaoran, Situngkir, Huta Tinggi, Lumban Suhi Suhi, Siogung-Ogung, Ambarita dan Simanindo (Kabupaten Samosir).
Pelatihan secara daring dibuka di Kabupaten Samosir, Rabu (28/9). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan, melalui program pembangunan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan, pihaknya berperan mendukung peningkatan dan penyiapan sumber daya manusia (SDM) handal dan profesional.
“Dalam program kampanye sadar wisata 5.0, mendorong kolaborasi pentahelix dalam pengembangan sektor pariwisata di tanah air,” ujar Sandiaga.
“Dengan mengedepankan prinsip inovasi, adaptasi, dan kolaborasi pentahelix, diharapkan kegiatan ini bisa mendukung dan menggali potensi desa wisata yang dapat dikembangkan dan diberdayakan,” tambahnya.

Sandiaga berharap, melalui pelatihan yang diberikan, desa wisata mampu berbenah diri dalam meningkatkan keterampilan dan kapasitas para perilaku pariwisatanya.
“Tentu kita berharap dari pelatihan ini akan menjadikan desa wisata mandiri, berdaya saing dan menjadi lokomotif kebangkitan perekonomian di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” sebut Sandiaga.
Menurutnya, peran SDM pariwisata terasa semakin signifikan terutama karena saat ini orientasi pengembangan sektor kepariwisataan cenderung bergeser menuju pariwisata berkualitas.
Hal ini menjadi penekanan dari Plt Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh, beberapa waktu lalu.
Frans menyebut, bahwa sumber daya manusia memiliki andil besar dalam menghadirkan pengalaman terbaik bagi wisatawan melalui kompetensi yang dimiliki.
“Kompetensi bagi para pelaku pariwisata, meliputi peningkatan skill (kapasitas/kemampuan), penambahan knowledge (pengetahuan) dan membangun professional attitude (perilaku profesional),” jelasnya.
Menurutnya, konsep pariwisata berkualitas itu sendiri, yaitu pariwisata yang memiliki kearifan lokal, memperhitungkan dampak ekonomi, dan berdampak positif bagi lingkungan sosial baik masa kini maupun masa depan.
Pada pembukaan pelatihan di Kabupaten Tapanuli Utara, Senin (26/9), Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi, menegaskan kolaborasi yang menjadi kunci penting pembangunan dan pengembangan pariwisata.
“Sinergitas yang diperlukan meliputi 3C, yaitu komitmen dari perangkat desa, kabupaten, provinsi, dan seluruh komponen penyelenggara pariwisata. Kemudian kompeten, desa harus memiliki kompetensi membangun diri menjadi desa wisata mandiri. Lalu, hasil yang berarti menciptakan agen perubahan melalui warga yang berkontribusi bagi peningkatan perekonomian masyarakat,” jelasnya.
Pentingnya kolaborasi pentahelix sebagai lokomotif pembangunan dan pengembangan pariwisata juga digarisbawahi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara, Sasma Hamonangan Situmorang.
“Di antaranya bagaimana hubungan pemerintah, media, akademisi, dan dukungan stakeholder lainnya,” papar Sasma seraya mengajak para peserta pelatihan mendukung upaya pemerintah membangun kembali sektor pariwisata pasca pandemi.
Pada pembukaan kegiatan pelatihan di Kabupaten Samosir, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Samosir, Tety Naibaho, memaparkan bahwa langkah kolaboratif harus diterapkan guna pembangunan kepariwisataan, mulai dari kerja sama pembinaan dengan para pelaku bisnis, hingga edukasi sadar wisata yang didukung kalangan akademisi di sekolah-sekolah.
“Dengan kampanye sadar wisata 5.0 dari Kemenparekraf yang berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, kami yakin dan percaya bahwa Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba ini akan menjadi destinasi yang selalu dirindukan baik oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara,” jelas Tety.
Terdapat tiga paket pelatihan yang diberikan kepada peserta, yakni paket A yang terdiri dari Pengembangan Inovasi Produk Pariwisata, terdiri dari materi terkait Sustainable Tourism, Exploring, Packaging dan Presentation, paket B yang terdiri atas materi Paket Wisata, Homestay, Kuliner dan Cinderamata; dan paket C mengenai kewirausahaan yang meliputi materi Perencanaan Bisnis, Keuangan Digital, Digital Marketing dan Pengelolaan SDM di Desa Wisata.
Secara keseluruhan, kegiatan pelatihan ditujukan kepada perwakilan pelaku pariwisata dari 65 desa wisata pada tahun 2022, di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yakni Danau Toba, Borobudur–Yogyakarta-Prambanan, Mandalika, Labuan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, dan Wakatobi. (wol/ward/d2)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post