MEDAN, Waspada.co.id – Saldo rekening seorang nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Pangkalan Susu diduga diretas maling hingga mengalami kerugian senilai ratusan juta.
Peristiwa itupun viral dan diunggah oleh anak korban di Media Sosial (Medsos). Dalam video tersebut anak korban menceritakan bahwa awalnya sang ibu ditelepon oleh orang yang tidak dikenal dan mengaku dari pihak BRI ingin membantu menurunkan biaya transaksi.
“Orangtua ku tanpa curiga mengiyakan segala penjelasannya, abis itu masuk SMS dari BRI sudah terjadi 14 transaksi berhasil dengan jumlah kerugian Rp271 juta lebih dalam waktu 1 jam saja dan disisakan saldo Rp139.022,” jelasnya dalam video.
Atas kejadian itu, lanjutnya dalam video tersebut, abang kandungnya menghubungi pihak BRI melalui call center untuk memblokir kartu, dan pihak Bank mengatakan akan memblokir seluruh rekening yang bertransaksi di saat jam kejadian dan akan mengkonfirmasi ke pusat atas peristiwa itu.
“Hari Senin pagi (12’9/2022) kami mendatangi kantor cabang untuk melapor kejadian ini dan mau berdiskusi dengan pihak bank, tapi kami hanya disuruh ke costumer service yang seharusnya tidak berkapasitas menangani masalah ini. Di sini kami kecewa pada pihak bank yang merespon dengan lambat. Dengan cara ribut baru kami bisa menjumpai pimpinan cabang dan hanya keluar rekening koran dan trouble ticket yang katanya diproses di hari itu juga,” ucapnya.
Dalam video itu juga menceritakan bahwa di rekening koran ada nama RG sebagai penerima transfer dari rekening orangtuanya, dan pihak bank mengklaim bahwa rekening atas nama tersebut sudah langsung diblokir setelah korban menelepon call center di hari Sabtu.
“Tetapi setelah dicek rekening tersebut, diblokir pukul 15.41 WIB, padahal kami meminta diblokir pukul 11.48 WIB. Kenyataannya pihak bank terlalu lambat menanganinya dan pihak bank tidak bisa melacak yang bersangkutan, padahal sesama nasabah BRI,” ucapnya.
“Pihak bank bilang akan di follow up ke Kanwil dan Pusat BRI, dan pihak bank bilang, jika ingin buat laporan polisi silahkan. Jika tidak juga tidak apa-apa. Di sini kami kecewa karena pihak bank seperti main-main menangani kasus ini dan disuruh menunggu 14 hari dan tidak mau memberikan kepastian yang jelas,” tambahnya.
Lebih lanjut diungkapkannya, hari Rabu keluar WhatsApp dari BRI yang mengatakan bahwa BRI tidak bertanggung jawab atas seluruh kerugian nasabah. Pesan WhatsApp itupun dinilai tidak etis karena menginformasikan melalui pesan singkat bukan surat resmi dari pihak bank.
“Oke uang kami tidak bisa kembali, tapi kami meminta data pelaku transaksi kepada pihak bank tetapi tidak ada tanggapan. Kami bingung mau dibawa kemana kasus kami, polisi bisa membantu jika ada data para pelaku transaksi. Sampai sekarang pihak bank enggan berbicara dan berdiskusi pada kami sampai sekarang,” ngakunya dalam video.
Ia juga menulis, bahwa korban menunggu etikad baik dari pihak BRI yang katanya bank BUMN yang paling aman di Indonesia.
“Gimana masyarakat mau menabung di BRI jika sering kejadian seperti ini. Di sini bank terlihat cuci tangan dan lepas tangan,” ucapnya.
Atas peristiwa ini, ia melaporkan ke Polda Sumut dengan laporan polisi nomor : LP/B/1637/IX/2022/SPKT/POLDA Sumatera Utara, dengan pelapor Defi Masdika dan terlapor masih dalam lidik.
Sayangnya saat dihubungi Waspada Online, Humas Wilayah Sumut Aji, masih belum dapat memberikan tanggapannya. Menurutnya, ia sedang berkordinasi terkait masalah ini.
“Ini saya juga baru tau bang, infonya Senin nasabah ke kantor. Makannya saya masih berkordinasi. Dan Senin nanti dibahas sama nasabahnya, bagaimana sebenarnya. Intinya kami masih tetap telusuri,” katanya.(wol/ryan/d1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post