MEDAN, Waspada.co.id – Wakil Ketua DPRD Kota Medan, HT Bahrumsyah, tidak memungkiri masih ditemukan genangan banjir di beberapa titik di Kota Medan. Bukan berarti, langkah-langkah penanganan masalah banjir ini tidak dilaksanakan secara maksimal oleh Pemko Medan.
Menurut Ketua DPD PAN Kota Medan ini, selama kepemimpinan Bobby Nasution sudah melakukan langkah dan tahapan terhadap penanganan masalah banjir. Artinya, serapan anggaran senilai Rp1 triliun lebih melalui RPJMD dan sampai R-APBD, bahwa Pemko Medan telah memfokuskan penanganan banjir sejalan dengan visi dan misi Wali Kota Medan.
Hanya saja, kata wakil rakyat akrab disapa Bahrum, kondisi drainase di Kota Medan saat ini sudah crowded yang diwariskan sejak dulu. Jadi, Wali Kota Medan sudah melakukan upaya pembenahan secara maksimal dengan melakukan pola kerja pembenahan drainase secara kawasan. Kemudian, sudah membangun komunikasi dengan Balai Wilayah Sungai untuk menyelesaikan aliran air agar mengalir ke masing-masing sungai.
“Artinya, pola yang sudah dilakukan sudah tepat, kita tidak bilang bahwa banjir sudah teratasi. Tapi, tahapan yang dilakukan oleh Wali Kota Medan sudah berjalan. Memang kita akui masih ada banjir, tapi tahapan yang dilakukan sudah benar untuk mengurai banjir. Hanya saja, tahapan ini tidak serta merta secepat yang kita inginkan, karena ruang terbuka hijau (RTH) kita tidak mendukung,” jelas Bahrum, Kamis (18/8).
Perlu diketahui, kata Bahrum, Kota Medan seharusnya memiliki RTH 30 persen dengan rincian RTH publik 20 persen dan RTH privat 10 persen. Nyatanya, RTH sudah banyak berubah fungsi sejak tahun 2000 hingga 2010. Untuk membenahi RTH ini, maka lahirlah Perda Nomor 13 tahun 2011 tentang RTRW Kota Medan dan turunannya Perda Nomor 2 tahun 2015 tentang RDTR dan Peraturan Zonasi Kota Medan.
Apabila, lanjut Bahrum, 30 persen RTH Kota Medan masih ada, dapat membantu resapan air dalam mengatasi dampak banjir, kemudian sisanya air akan mengalir ke drainase. Artinya, rusaknya RTH Kota Medan karena faktor perubahan fungsi menjadi bangunan yang dilakukan di masa lalu.
“Kalau RTH kita berfungsi dengan baik, sudah pasti air hujan dapat diserap 30 persen dari RTH dan 70 persen air hujan mengalir ke drainase. Tapi, saat ini Kota Medan hanya memiliki 5 persen RTH mengakibatkan resapan air tidak berjalan maksimal. Bayangkan saja, masih ditemukan di setiap kecamatan tidak adanya RTH karena ditutupi oleh bangunan, sehingga air hujan turun langsung tumpah ke drainase karena tidak adanya resapan air dari RTH, maka banjir sulit terurai,” jelas Bahrum.
“RTH ini juga menjadi bagian dalam mengatasi banjir di Kota Medan. Pemko Medan saat ini sudah berupaya mengembalikan fungsi ruang itu dengan menganggarkan Rp50 miliar setiap tahunnya untuk RTH. Jadi, menurut pandangan saya, bahwa apa yang dilakukan Wali Kota Medan sudah tepat dalam mengatasi banjir sesuai dengan visi-misi dan politik anggarannya,” sambung Bahrum.
Bahkan, kata Bahrum, Wali Kota Medan sudah membangun komunikasi dengan Balai Wilayah Sungai. Memang, kenyataan di lapangan genangan air masih ada, akan tetapi genangan air tidak begitu lama dan cepat surut. Artinya, pola-pola untuk mengurai air mulai terasa dengan baik.
Disinggung, kenapa Pemko Medan tidak memfokuskan pengoperasian kanal, Bahrum menjelaskan, kondisi kanal yang dibangun itu belum bisa difungsikan, mengingat kondisi pembuangan air ke Sungai Denai belum terhubung, sehingga air tidak bisa dialihkan ke kanal tersebut.
“Pastinya, kanal itu masih banyak pembenahan bangunan dan menyerap anggaran mencapai ratusan miliar, selain itu memakan waktu mencapai tiga tahun ke depan. Makanya, kita yang bertanggung jawab dalam anggaran dan mengawasi ini, lebih fokus mendorong Pemko Medan untuk mengatasi banjir melalui pembenahan drainase dan normalisasi sungai dengan membangun komunikasi ke Balai Wilayah Sungai,” ungkap Bahrum.
Sebagai wakil rakyat yang bertanggung jawab dalam penganggaran, Bahrum berpandangan, bahwa masalah banjir yang terjadi hari ini tidak serta merta dapat diatasi dengan cepat. Akan tetapi, DPRD akan tetap mengawasi implementasi anggaran yang sudah diserap untuk mengatasi banjir di Kota Medan.
“Kita belum bisa simpulkan Pemko Medan hari ini gagal mengatasi banjir di Kota Medan, karena tahapan ini sedang berjalan. Jadi, masyarakat harus tahu juga dengan melihat tindakan yang telah dikerjakan di lapangan. Yang perlu kita ketahui, mengatasi banjir ini tidak secepat yang kita harapkan,” pungkasnya. (wol/ril/d2)
Discussion about this post