BINJAI, Waspada.co.id – Peran pemuda dalam mengisi kemerdekaan jadi point penting di era globalisasi. Pemuda adalah aset bagi bangsa, karena para pemimpin negara ini pasti pernah merasakan jadi pemuda.
Maka bagaimana seorang pemuda mampu mengkader dirinya sendiri untuk progres panjang kedepan.
“Mahasiswa melekat dengan pemuda, mahasiswa harus visioner. Di tahun 1998 pemuda sebagai penggerak reformasi, dan mereka itu semuanya pernah berorganisasi di Kampus,” demikian diungkapkan Ketua KNPI Binjai Agus Purwanto, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Dialog Interaktif di STKIP Budidaya Binjai, Sabtu (27/8).
Kegiatan yang diinisiasi pengurus kampus itu membahas tentang peran pemuda mengisi kemerdekaan di era globalisasi dari sudut pandang pemerintahan, politik dan organisasi. Selain Agus, turut hadir Wakil Wali Kota Rizky Yunanda dan Wakil Ketua DPRD Binjai Ahmad Azr’ai Aziz.
Dari segi organisasi, Agus menganggap mahasiswa harus bisa menebentuk karakter kepemimpinan. “Di sinilah (kampus) kita digodok sebagai Kawah Candradimuka. Dalam membentuk organisasi, terbentuklah suatu budaya organisasi.”

Menurutnya, ketika lingkungan sekitar tidak men-support untuk bersama membentuk wadah organisasi, pasti akan sulit membentuk sebuah karakter.
“Jadi para mahasiswa yang mengikuti organisasi, sejatinya akan mendapat pengalaman dari para senior. Berorganisasi itu adalah berinvestasi kebaikan,” ujar Alumni STKIP Budidaya Binjai ini.
Salah satu kiatnya, kata Agus, harus punya modal sosial, yang pertama kepercayaan dan jaringan. “Jadi berorganisasi ini dalam rangka membangun jaringan yang berjalan selaras dengan kepercayaan, disini juga kita bisa membentuk karakter sesuai potensi kita,” sebutnya.
“Kita harus menempah diri agar kuliah benar-benar bermanfaat untuk diri kita.
Adik-adik harus menyadari bahwa kalian bisa jadi kader intelektual, kalian ini adalah Agen of Change,” tukasnya lagi.
“Dalam metode Ary Ginanjar, menuju sukses itu kita harus menerapkan Emosional Spirtual Quotieon (ESQ). Yaitu, kecerdasan emosional, kecerdasan spritual dan kecerdasan intelektual. Harus ada sinergitas antara ketiganya,” jelas Agus.
Sementara Rizky Yunanda menjabarkan bahwasanya dalam berorganisasi bakal dihadapkan dengan beragam tantangan yang bisa jadi bekal sebagai pengalaman yang belum pernah dihadapi sebelumnya.
Rizky menganggap, keberhasilan tak selalu dilihat dari segi jabatan atau harta. Menurutnya, mindset itu harus diubah.
“Berhasil itu bisa jadi orang yang lebih berarti di lingkungan kita. Saya yakin dan percaya bahwa akan timbul benih mahasiswa dari Budidaya, karena tak sedikit tamatan dari Budidaya jadi orang penting, salah satunya Alm Juliadi, Wali Kota Binjai terpilih,” ucapnya.
Rizky yang juga Ketua KNPI Kabupaten Langkat itu menilai bahwa progres STKIP Budidaya cukup baik dalam membina dan mendidik mahasiswanya. Maka dia menyarankan agar moment Dialog Interaktif yang digelar dapat memotivasi mahasiswa membentuk pemuda yang mumpuni.
“Sudah lama saya tau STKIP Budidaya, namun baru sekarang diberi kesempatan menyambangi kampus ini. Adik-adik yang baru tamat sekolah bisa mencoba berkuliah di sini, karena setau saya Budidaya banyak menciptakan orang-orang hebat,” imbuh dia.
Disisi lain, Ahmad Azra’i Aziz mengajak mahasiswa untuk terus berinovasi dalam segala aspek dan bidang yang ditekuni, termasuk di bidang politik yang berkorelasi dengan keorganisasian.
Sebagai Ketua Yayasan Budidaya Binjai, Azrai mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang telah hadir dalam kegiatan Dialog Interaktif. “Terima kasih kepada penyelenggara kegiatan dan para narasumber, semoga kegiatan ini bermanfaat bagi para mahasiswa,” ungkap Azra’i.
Kegiatan yang dihadiri Pembina STKIP Budidaya Hj. Rosmadina Aziz S.Kom MM, Ketua STKIP Budidaya Dr H. Ismail MAg, Wakil Ketua Kurikulum Seget Tartiyoso MPd
dan Wakil Ketua Administrasi dan Keuangan Rabukit Damanik MPd itu juga diwarnai dengan penyerahan plakat dan podcast bertajuk ‘Peran Pemuda di Era Globalisasi’. (wol/rid/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post