JAKARTA, Waspada.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Ukraina dan Rusia beberapa waktu lalu. Alasan Jokowi mengunjungi kedua negara tersebut dalam rangka misi perdamaian.
Awalnya Jokowi membahas mengenai kenaikan pangan di negara-negara lain hingga 50 persen. Dikarenakan gandum yang menjadi makanan pokok warga negara lain dan mengalami kenaikan akibat perang di Ukraina.
“Pangan juga negara lain sudah 30, 40, 50 persen naik, karena mereka yang makan gandum di Asia, Afrika apalagi Eropa yang makanan hariannya gandum berada dalam posisi yang sangat-sangat sulit,” ujar Jokowi dalam acara zikir dan doa kebangsaan 77 tahun Indonesia merdeka, di halaman Depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (1/8).
Bahkan kata Jokowi, harga yang sudah melambung itu pun belum dapat dipastikan ketersediaan gandumnya. Hal itupun Jokowi tanyakan langsung kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
“Sudah harganya mahal barangnya tidak ada kenapa gandumnya tidak ada? saat itu saya ketemu Presiden Ukraina Zelenskyy, ada stok di Ukraina di gudang 22 juta ton, stok proses panen 55 juta ton. Artinya 77 juta gandum di Ukraina enggak bisa keluar karena perang,” kata Jokowi.
Dalam pertemuannya dengan Zelenskyy, Jokowi berbincang hampir 1,5 jam. Lalu melanjutkan perjalanannya menuju Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Pindah ke Moskow ketemu Presiden Putin cerita juga ada stok gandum di Rusia 130 juta ton. Berarti Ukraina plus Rusia jumlah stok gandum ada 207 juta ton, bukan 207 ton tapi 207 juta ton,” jelasnya.
Jokowi pun mengungkapkan dikarenakan jutaan ton gandum tidak bisa didistribusikan akibat perang, maka ratusan juta orang pun mengalami kelaparan.
“Mengakibatkan 333 juta orang kelaparan dan mungkin 6 bulan lagi 800 juta orang akan kelaparan akut karena tidak ada yang dimakan sekali lagi,” ungkapnya.
Jokowi pun bersyukur, di Indonesia gandum bukan menjadi satu-satunya makanan pokok. Masyarakat Indonesia terbiasa memakan beras, dan hidangan lainnya sebagai makanan pokok.
“Alhamdulilah beras di Australia masih bisa kita cari dan tidak naik sekali. Ini patut kita syukuri berkat kerja keras bapak ibu berkat ikhtiar gotong royong kita bersama-sama,” imbuhnya. (okz/pel/d2)
Discussion about this post