MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) meminta masyarakat yang terikat dalam hubungan Dalihan Natolu (Mora-Kahanggi-Anak Boru) dari wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) berkonsolidasi dan bersatu membangun kampung halamannya.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Sumut saat mengukuhkan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Forum Masyarakat Dalihan Natolu (Formadana) sekaligus turut dalam barisan tortor Parosu Tondi di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Sabtu (13/8).
“Saya minta kita semua yang terikat dalam hubungan adat Dalihan Natolu, agar bersatu membangun daerah kita di Tabagsel,” kata Edy yang memimpin sidang musyawarah adat bersama para raja wilayah Angkola, Mandailing, Palas, Paluta, Toba, Dairi, Pakpak Bharat, Karo, Simalungun, dan Tanah Deli.
Selanjutnya, Edy juga mengingatkan para perantau Tabagsel turut bersama pemerintah daerah bersama-sama menyelesaikan isu stunting yang tengah menjadi perhatian pembangunan di wilayah Tabagsel.
“Kita yang berada di kota harus memikirkan masyarakat di kampung tempat asal kakek nenek moyang kita. Karena di sana (wilayah Tabagsel), hari ini lahir 100 orang 47 (di antaranya) stunting” ujar Edy didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Sumut Nawal Lubis.
Gubernur Sumut yang juga mantan Pangkostrad meminta semua perantau agar urunan membangun kampung halamannya. Dengan demikian, tujuan pembangunan di wilayah Tabagsel dapat segera dapat diwujudkan.
“Mari kita sama-sama bangun kampung halaman kita. Bila perlu kita patungan. Tinggal nanti kita pisahkan, gubernur sebagai gubernur, Edy Nasution sebagai Edy Nasution,” pungkas Edy yang bergelar Mangaraja Sojuangan Perkasa Alam Nasution tersebut.
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pendiri Formadana nomor A.001/DP-FT/SK-DOFT/XI/2018, Edy Rahmayadi mengukuhkan DPP Formadana. Di antaranya, Abdul Rahim Siregar sebagai ketua, Febry S Dalimunthe sebagai sekretaris, dan Yenni Pardede sebagai bendahara.
Abdul Rahim Siregar menjelaskan bahwa Formadana merupakan sebuah wadah yang ingin menghimpun masyarakat Dalihan Natolu. Hal ini untuk menyatukan visi membangun daerah kampung halamannya di Sumut.
“Jadi kita hadir merangkul dan menghimpun semua marga dan lembaga adat untuk bersatu, dalam rangka marsipagodang (membesarkan) Dalihan Natolu dan bisa bergerak bersama membangun Sumatera Utara,” kata Abdul Rahim yang juga anggota DPRD Sumut.
Berdasarkan penjelasan Abdul Rahim, Tortor Parosu Tondi adalah tortor (tarian etnis Batak) untuk mengembalikan semangat dalam rangka konsolidasi dan silaturahim oleh masyarakat Dalihan Natolu yang terdiri atas Mora Kahanggi dan Anak Boru.
Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis mengukuhkan Dewan Pengurus Silaturahim Batak Muslimah dengan Yenni Pardede sebagai ketua dibantu Alien Siregar (sekretaris) dan Nimar (bendahara). (wol/aa/d1)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post