BINJAI, Waspada.co.id – Entah apa motif dan alasan R (32 th) sampai tega menusuk keponakannya SRB (10 th) bocah Kelas VI SD hingga meregang nyawa. Peristiwa terjadi pada Selasa (9/8) pagi di yayasan pendidikan Kecamatan Sunggal, Deliserdang.
Siswa Kelas VI itu ditusuk di bagian bawah dada sebelah kiri hingga menyisakan bekas luka sekitar panjang 10 cm. Warga di area sekolah, M (22 th), mengaku awalnya mendengar teriakan-teriakan dari sekolah saat sedang di dalam rumah.
Karena penasaran, ketika keluar rumah M menyebut melihat kondisi korban berlumuran darah di depan pintu sekolah digendong seorang guru untuk dilarikan ke balai pengobatan terdekat.
M menduga korban masuk ke dalam sekolah lewat jalur belakang sebelum masuk ke lokal korban. “Iya, karena tak ada sepeda motor (pelaku) di pintu depan. Usai menusuk korban kurasa dia langsung lari. Karena saya coba ikut untuk mengejar,” terang M, Rabu (10/8).

Pria yang kediamannya tepat di depan yayasan membeberkan, pelaku punya hubungan saudara dengan ayah korban. “Saya tidak sangka pelaku membunuh keponakannya,” jelas dia.
Sementara Bibi (Bude) korban, SA, mengatakan pelaku sempat beberapa kali mengancam SRB sebelum peristiwa terjadi. “Udah sering si Rahmat ngancam-ngancam korban. Bahkan SRB pernah dicekiknya,” ucap SA, di rumah duka.
Namun terkait motif pelaku, SA mengaku tak mengetahui apa yang melatarbelakangi R menusuk bocah malang itu. Hanya saja di menyayangkan tindakan dari pihak sekolah yang dianggap lengah menjaga murid.
“Kami tak tau apa motifnya dia (pelaku) menusuk korban. Kami menyayangkan, kenapa tak langsung dibawa kerumah sakit, kok di geletakkan gitu aja awalnya,” sesal SA.
SA mengungkapkan, bahwa ibu korban saat ini berada di Malaysia dengan keadaan syok mendengar peristiwa ini. “Ibunya di Malaysia belum bisa pulang menengok putranya. Sementara adik saya trauma cukup terpukul atas peristiwa ini. Kami harap pelaku lekas ditemukan,” harap SA, sembari menyebut bahwa korban merupakan anak paling kecil dari 3 bersaudara yang tinggal bersama neneknya.
Anggota Bhabinkamtibmas di wilayah itu, RS B. Nahor, mengimbau agar pihak keluarga segera melaporkan ke polisi jika tau keberadaan pelaku. “Sudah kita tinjau kediaman korban dan pelaku. Maka jika melihat segera informasikan ke polisi. Karena keluarga pelaku juga sedang dalam proses mencari.
Pasca peristiwa berdarah, yayasan tempat korban bersekolah terpantau sepi. Tak banyak aktivitas di sana, hanya ada beberapa orang tampak keluar dari dalam yayasan. Sementara rumah duka tampak masih didatangi sejumlah keluarga. (wol/rid/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post