MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengajak alumni pesantren membantu pemerintah memberi solusi kemandirian ekonomi untuk masyarakat umum dan menyiapkan para calon pemimpin di Sumut.
Hal tersebut disampaikan Edy saat menghadiri roadshow seminar motivasi ‘Man Jadda Wajada’ oleh Ustadz Akbar Zainuddin yang juga motivator nasional Alumni Pesantren Gontor di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (30/8).
“Saya harapkan kegiatan roadshow ini juga memberi manfaat bagi para santri dan masyarakat. Para alumni pesantren ini, saya juga harapkan nantinya menjadi pemimpin negeri ini menggantikan kami. Untuk itu, saya minta alumni dapat memberi solusi kekuatan ekonomi bagi para lulusan pesantren,” ucap Edy.
Sejak awal kemerdekaan, Gubernur menceritakan para pendiri pesantren dan santri sudah ikut berjuang melawan penjajahan. Termasuk di antaranya Pesantren Gontor dan Ormas Islam lainnya. Disebutkan, para santri dahulu berdasarkan instruksi ulama ikut melawan para penjajah.
Saat ini, peran lulusan pesantren adalah mengisi kemerdekan. Para alumni harus memikirkan cara lulusan dapat mengisi kemerdekaan dengan menguasai berbagai disiplin ilmu, tidak hanya ilmu agama saja. Nantinya, diharapkan seluruh ilmu ini dapat bermanfaat untuk agama, negara, dan masyarakat.
Ketua IKPM Gontor Cabang Sumut, Ustadz Muhammad Muchlis, mengatakan pesantren adalah benteng terakhir umat Islam dalam membela bangsa. Dikatakan, kiprah pesantren sangat besar dalam kemerdekaan, mulai dari perjuangan melawan penjajah hingga kemerdekaan.
Kegiatan road show seminar Man Jadda Wajada akan berlangsung sekitar 15 hari di berapa tempat di Sumut, dimulai dari Kota Medan, Binjai, dan Labuhanbatu. Kegiatan antara lain akan mengagas dan memberik semangat dan mengajak para santri rajin membaca.
“Dengan acara ini maka seluruh alumni dikumpulkan di sini sebagai sarana silaturahim,” katanya.
Ustadz Akbar Zainuddin yang memberikan motivasi turut mengajak seluruh santri begitu lulus dari pesantren untuk memiliki tujuan dan cita cita. Diharapkan, cita-cita ini dapat memberikan kemaslahatan bagi keluarga dan masyarakat.
“Karena hidup harus mempunyai target dan impian. Kalau setiap lima tahun target yang dikejar tidak terpenuhi, maka kesungguhan dan kerja keras tidak sesuai. Karena usaha tidak pernah menghianati hasil,” katanya. (wol/aa/d2)
Editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post