JAKARTA, Waspada.co.id – Tim Khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih terus bekerja mengusut kasus baku tembak polisi yang tewaskan Brigadir J. Terbaru, tim tersebut tengah meneliti hasil rekaman CCTV (Closed Circuit Television) yang telah dijadikan sebagai alat bukti.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan hasil analisis terhadap CCTV yang merekam perjalanan Brigadir J sejak dari Magelang, Jawa Tengah sampai ke rumah dinas eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan itu akan disampaikan tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
“Nanti dari Labfor yang sampaikan. Semua fakta-fakta yang ada terus dianalisa oleh Labfor,” kata Dedi saat dihubungi merdeka.com, Minggu (24/7).
Jenderal bintang dua itu memastikan bila proses pemeriksaan dilakukan melalui metode criminal saintifik yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. “Dengan metode dan peralatan agar hasilnya sahih dan bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan dan yuridis,” bebernya.
Polri Kantongi CCTV Sekitar Rumdin Ferdy Sambo
Sebelumnya, Polri menegaskan, telah mengantongi bukti CCTV berkaitan dengan kasus penembakan Brigadir J di rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo. Polisi menyatakan, CCTV yang rusak adalah di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan, CCTV yang ditemukan penyidik berada di sekitar jalan perumahan Irjen Pol Ferdy Sambo. Sementara di rumah tempat kejadian, memang rusak seperti yang dikatakan Kapolres Jakarta Selatan nonaktif Budhi Herdi.
“CCTV yang rusak sesuai yang dikatakan oleh Kapolres Jakarta Selatan itu CCTV yang di TKP. Tapi CCTV sepanjang jalur TKP sudah diketemukan oleh penyidik. Demikian juga saya sampaikan CCTV dari mulai Magelang sampai TKP sini sudah diketemukan oleh penyidik,” jelas Dedi di Jakarta, Sabtu (23/7).
Saat ini, Dedi mengaku CCTV tersebut tengah diperiksa oleh tim Labfor. Hal ini untuk mencocokkan waktu kejadian. Dedy tidak menyebutkan berapa banyak CCTV yang diperoleh oleh penyidik.
“Kalibrasi untuk mencocokkan waktunya, karena waktu CCTV dan real time harus sama. Jadi saya minta kepada rekan-rekan harus diluruskan jangan sampai abuse informasi nanti,” jelas dia. (wol/merdeka/ril/d2)
Discussion about this post