JAKARTA, Waspada.co.id – Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).
Virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola yang menjadi penyebab cacar Smallpox dan virus vaccinia yang digunakan dalam vaksin cacar Smallpox.
Dikutip dari Dinkes.kulonprogokab.go.id, Organisasi Kesehatan Dunia disingkat WHO melaporkan setidaknya sudah ada lebih dari 200 kasus cacar monyet di 20 negara. Namun kabar baiknya hingga saat ini belum ada temuan dan laporan kasus cacar monyet di Indonesia.
Masa inkubasi atau interval dari infeksi sampai timbulnya gejala cacar monyet biasanya 6-16 hari, tetapi dapat juga berkisar dari 5-21 hari.
Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, adapun gejala-gejala dari cacar monyet ini, meliputi:
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
4. Nyeri punggung dan otot
5. Lemas
Setelah mengalami gejala awal atau fase prodromal, maka fase selanjutnya yaitu fase erupsi. Dalam fase ini akan muncul ruam atau lesi pada kulit, dan biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Ruam atau lesi pada kulit berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapular), melepuh berisi cairan bening, melepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.
Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda dinilai lebih rentan terkena penyakit monkeypox.
Meskipun penyakit ini menular, kasus kematian yang dilaporkan kurang dari 10 persen, dan sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.
Jika Anda memiliki gejala mirip monkeypox dan pernah kontak dengan orang atau hewan yang dicurigai cacar monyet atau memiliki riwayat perjalanan dari wilayah yang melaporkan kasus, maka Anda tidak perlu panik. Segeralah konsultasi dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. (wol/tempo/ril/d2)
Discussion about this post