JAKARTA, Waspada.co.id – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengungkapkan berbagai persoalan ekonomi akibat krisis bisa menjadi momentum bagi Indonesia. Khususnya, dalam menawarkan ekonomi syariah sebagai solusi pemulihan ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan.
“Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, kita tunjukkan bahwa ekonomi Islam adalah sebuah solusi bagi pemulihan ekonomi global yang berkeadilan, yang dapat menyentuh semua lapisan masyarakat,” tegas Wapres saat menghadiri acara Halalbihalal dan Silaturahmi Kerja Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Jakarta, Jumat (11/6).
Ma’ruf Amin menilai peluang menawarkan ide itu cukup besar karena Indonesia menjadi presidensi G20. Ma’ruf mengatakan permintaan tersebut didasari fakta bahwa sejauh ini sektor ekonomi dan keuangan syariah global terus mengalami pertumbuhan positif.
“Pada 2021 umat muslim mengeluarkan USD2 triliun untuk sektor makanan, farmasi, dan gaya hidup lain berprinsip syariah,” ungkap dia.
Dirinya mengatakan nilai tersebut mencerminkan 8,9 persen pertumbuhan dari tahun sebelumnya. Bahkan, menurutnya, pengeluaran muslim global diperkirakan tumbuh sebesar 9,1 pada 2022.
“Potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia juga sangat baik. Per Desember 2021 total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp2.050 triliun. Hal ini tentunya menjadi modal yang sangat baik dalam hal penguatan maupun ketahanan ekonomi dan keuangan Indonesia,” papar Wapres.
Wapres juga meminta IAEI terus mencetuskan berbagai inovasi baru untuk menguatkan peran lembaga keuangan syariah sebagai garda depan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi. Wapres mengharapkan acara halalbihalal IAEI semakin mempererat tali silaturahmi, sekaligus mendorong terciptanya sinergi yang lebih luas lagi di antara seluruh anggota IAEI.
“Saya juga berharap IAEI terus memberikan kontribusi pemikiran strategis dan implementatif untuk kemajuan ekonomi dan keuangan syariah, yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat, serta menjadi kontribusi Indonesia di tataran global,” tutupnya. (wol/medcom/ari/d1)
Discussion about this post