MEDAN, Waspada.co.id – Pengamat Kesehatan Sumatera Utara, Dr dr Delyuzar Dahlan, SP, PA, menyebut stunting adalah kondisi anak yang kekurangan gizi kronik. Biasanya ditandai dengan tinggi badan yang tidak seharusnya bisa terjadi ketika sang ibu hamil kekurangan gizi, minimnya bayi menerima ASI eksklusif serta rendahnya asupan makanan tambahan setelah enam bulan.
“Faktor penyebab lainnya bisa juga adanya infeksi di dalam kandungan, lingkungan yang kurang bersih dan kebiasaan perawatan anak. Itu semua akan mempengaruhi,” ungkapnya kepada Waspada Online, Jumat (17/6).
Oleh karenanya, sebut Delyuzar, perlunya seorang ibu merubah perilaku mereka dimulai sejak hamil, memeriksa kehamilan secara teratur, menginisiasi ASI eksklusif sejak dini, memberikan makanan tambahan setelah enam bulan dengan gizi yang cukup dan seimbang.
“Apalagi kalau anaknya menderita diare atau penyakit-penyakit kronik lainnya. Itu akan menyertai juga gangguan gizi dari utilitasnya. Jadi penanganan stunting ini perlu komprehensif,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan, kondisi sosial masyarakat, ekonomi serta pendidikan yang rendah juga bisa memicu terjadinya stunting dalam satu keluarga. Sehingga, dibutuhkan penanganan secara komprehensif yang melibatkan berbagai pihak terutama pemerintah.
“Kalau anak kekurangan gizi kronik, maka dia akan mengalami gangguan tumbuh kembangnya. Bahkan bisa berakibat fatal pada tingkat kecerdasan. Kalau kasus stunting ini dibiarkan tinggi kasusnya di daerah kita, kita bisa lost generation ke depannya,” imbuhnya.
Banyaknya temuan kasus stunting di Medan bagian Utara, ucap Delyuzar, tidak terlepas dari tingkat kemapanan hidup para orang tua di sana. Sebab, untuk memberikan gizi yang cukup pada bayi dalam kandungan atau balita dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Tapi stunting ini bisa juga diderita oleh keluarga yang ekonominya di atas. Kenapa bisa seperti itu, karena ketidaktahuan mereka tentang penyebab stunting ini tentang bagaimana cara perawatan anak yang baik. Kalau lingkungannya jelek, sistem sanitasi yang kurang bagus maka dengan mudah kena diare dan penyakit-penyakit yang lain,” pungkasnya. (wol/mrz/d2)
editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post